Selasa, 07 Januari 2014

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

BAB I
PENDAHULUAN


Pengelolaan pendidikan di Indonesia selama ini banyak menggunakan sistem sentralistik, dalam sistem tersebut membatasi orang yang berkecimpung langsung di dunia pendidikan (di sekolah) untuk berpartisipasi langsung dalam manajemen sekola. Lalu sekarang mulailah berkembang satu pemikiran pengelolaan pendidikan, yang memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan melaksanakan berbagai kebijakan secara luas Pemikiran tersebut dikenal sebagai Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau school based manajemen (SBM). Pemikiran tersebut telah berhasil memecahkan berbagai masalah pendidikan di negara maju, seperti Australia dan Amerika.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sendiri adalah model pengelolaan yang memberikan otonomi ( kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada sekolah ), Fleksibilitas, mendorong partisipasi secara langsung dari warga sekolah dan masyarakat, dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa MBS memberikan hak control kepada kepala sekolah, guru, siswa, dan orangtua. MBS jugs mrupsksn salah satu upaya pemerinth untuk mencapai keunggulan masyarakat dalam penguasaan ilmu dan tehnologi, yang ditunjukkan dengan pernyataan politik dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).


MBS memberikan otonomi pada sekolah dalam pengelolaan pendidikan. Hal tersebut dilakukan agar dapat meningkatkan efisiensi, mutu dan pemerataan pendidikan. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, diperlukan strtegi-strategi yang dapat menunjang pengimplementasian MBS agar dapat tercapai tujuan pendidikan secara maksimal.
Jika diimplementasikan secara optimal, maka MBS akan optimal dalam merelisasikan tujuan pendidikan. Namun segala sesuatu pasti tidak ada yang sempurna. Seperti halnya MBS, walaupun dapat mewujudkan tujuan pendidikan namun dalam pelaksanaannya menemui banyak kendala, terutama kesiapan sekolah untuk menerima perubahan manajemen yang baru.
Dari pemaparan-pemapar diatas, akan dibahas lebih lanjut didalam makalah ini dengan pokok bahasan :
Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah
Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah
Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah
Strategi Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah
Hambatan Manajemen Berbasis Sekolah.



BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah adalah model pengelolaan yang memberikan otonomi ( kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada sekolah ), Fleksibilitas, mendorong partisipasi secara langsung dari warga sekolah dan masyarakat, dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ogawa dan White (1994:53) mengatakan bahwa School Base Management is one of form of restructuring that has gained widespread attention. Like others, it seek to change the way school system conduct business. It is aimed squarely at improving the academic performance of school by changing their organizational design. Drawing on the experience of the existing program.1
MBS merupakan salah satu jawaban pemberian otonomi daerah di bidang pendidikan dan telah diundang-undangkan dalam UU no. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 51 ayat (1) yang berbunyi “ Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.2Oleh karena itu, MBS wajib diketahui, dihayati dan diamalkan oleh wargan negara Indonesia terutama mereka yang ber-kecimpung di dunia pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
MBS memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah. Sekolah memiliki kewenangan dan tanggungjawab yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya sehingga lebih mandiri. Dengan kemandiriannya, sekolah lebih berdaya dalam mengembangkan program-program yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan/potensi yang dimiliki. Dengan fleksibilitas dan keluwesannya, sekolah akan lebih lincah dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya sekolah secara optimal. Dengan partisipasi/pelibatan warga sekolah dan masyarakat secara aktif dalam penyelengaraan sekolah, rasa memiliki terhadap sekolah dapat ditingkatkan. Peningkatan rasa memiliki ini akan menyebabkan peningkatan rasa tanggung jawab. Rasa tanggung jawab akan meningkatkan dedikasi warga sekolah dan masyarakat terhadap sekolah. Hal inilah yang akan menjadi esensi partisipasi warga sekolah dan masyarakat dalam pendidikan.
Karakteristik MBS
Menurut Levacic, ada tiga karakteristik dalam manajemen berbasis sekolah yang menjadi ciri khas dan harus dikedepankan dari yang lain pada manajemen tersebut, yaitu sebagai berikut3:
Kekuasaan dan tanggungjawab dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan yang didesentralisasikan kepada stakeholder sekolah
Domain manajemen peningkatan mutu pendidikan yang mencakup keseluruhan aspek peningkatan mutu pendidikan mencakup kurikulum, kepegawaian, keuangan, sarana prasarana, dan penerimaan siswa baru.
Walaupun keseluruhan domain manajemen peningkatan mutu pendidikan didesentralisasikan kepada sekolah, diperlukan regulasi yang mengatur fungsi kontrol pusat terhadap keseluruhan pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawab pemerintah.
Menurut Edmon, indokator yang menunjukkan karakteristik dari konsep manajemen berbasis sekolah ini, antara lain sebagai berikut
Lingkungan sekolah yang aman dan tertib.
Sekolah memiliki visi dan target mutu yang ingin dicapai.
Sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat.
Adanya harapan yang tinggi dari personel sekolah untuk berprestasi.
Adanya pengembangan staff sekolah yang terus-menerus sesuai tuntutan IPTEK.
Adanya pelaksanaan evaluasi yang terus-menerus terhadap berbagai aspek akademik dan administratif dan pemanfaatan hasilnya untuk penyempurnaan/perbaikan mutu.
Landasan Yuridis Pelaksanaan MBS
Secara Yuridis, penerapan MBS dijamin oleh peraturan perundang-undangan berikut
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 ayat (1) “Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah.
Undang-undang No. 25 Tahun 200 tentang program pembangunan Nasional tahun 2000-2004 pada Bab VII tentang bagian program pembangungan bidang pendidikan, khususnya sasaran yaitu terwujudnya manajemen pendidikan yang berbasis pada sekolah dan masyarakat.
Keputusan menteri pendidikan nasional nomor 44 tahun 2002 tentang pembentukan dewan pendidikan dan komite sekolah.
Kepmendiknas No. 87 tahun 2004 tentang standar akreditasi sekolah, khusus tentang manajemen berbasis sekolah
Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, khususnya standar pengelolaan sekolah.
Tujuan MBS
Tujuan umum Manajemen berbasis sekolah adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan ( otonomi ) kepada sekolah, pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumber daya sekolah dan mendorong partisipasi warga sekolah serta masyaratkat untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Menurut Kustini Hardi, ada tiga tujuan diterapkannya Manajemen berbasis sekolah yaitu4:
Mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru dan unsur komite sekolah dalam aspek manajemen berbasis sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah.
Mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru dan unsur komite sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, baik disekolah maupun di lingkungan masyarakat setempat.
Mengembangkan peran serta masyarakat yang lebih aktif dalam masalah umum persekolahan dari unsur komite sekolah dalam peningkatan mutu sekolah.
Adapun menurut E. Mulyasa, implementasi manajemen berbasis sekolah ini bertujuan untuk peningkatan efisiensi antara lain diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumberdaya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi, peningkatan mutu dapat diperoleh melalui partisipasi orangtua terhadap sekolah, flesibilitas pengelolaan sekolah dan kelas, berlakunya sistem intensif dan disensitif, peningkatan pemerataan pendidkan antara lain diperoleh melalui peningkatan partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi pada kelompok tertentu. Hal ini dimungkinkan karena pada sebagian masyarakat tumbuh rasa kepemilikan yang tinggi terhadap sekolah.
Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa tujuan manajemem berbasis sekolah adalah peningkatan mutu pendidikan, yakni dengan memandirikan sekolah untuk mengelola lembaga bersama pihak terkait ( guru, peserta didik, masyarakat, wali murid dan instansi lain ) sehingga sekolah dan masyarakat tidak perlu lagi menunggu instruksi dari atas dalam mengambil langkah-langkah untuk memajukan pendidikan. Mereka dapat mengembangkan suatu visi pendidikan sesuai dengan keadaan setempat dan melaksanakan visi tersebut secara mandiri.
Prinsip-Prinsip MBS
Manajemen Berbasis Sekolah dilaksanakan dengan prinsip-prinsip berikut5 :
Partisipasi adalah proses dimana stakeholder terlibat aktif baik dalam pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan di sekolah. Dengan adanya partisipasi ini akan meningkatkan rasa kepemilikan sehingga akan meningkatkan rasa tanggung jawab.
Transparansi, manajemen sekolah dilaksanakan secara transparan, mudah diakses anggota, dan manajemen memberikan laporan secara kontinue sehingga staheholders dapat mengetahui proses dan hasil pengambilan keputusan serta kebijakan sekolah. Dengan tranparansi memungkinkan meningkatkan kepercayaan stakehonders pada kewibawaan dan citra sekolah.
Akuntabilitas, sekolah harus mempertanggungjawabkan aktivitas penyelenggaran sekolah yang telah diamanatkan, dengan melakukan manajemen sebaik mungkin.
Profesionalisme, untuk mencapai kemandirian dengan tingkat prakarsa dan kreatifias yang tinggi memerlukan profesionalisme dari semua komponen personil, baik jajaran manajemen, pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, maupun komite sekolah.
Memiliki wawasan kedepan berupa visi, misi, dan strategi kearah pencapaian mutu pendidikan.
Sharing Authority dalam implementasi manajemen, tidak one man show tetapi berpijak pada kekuatan kerja tim yang solid.
Manfaat MBS
Menurut Eman Suparman, ada beberpa manfaat yang bisa diraih dari MBS yaitu6 :
Sekolah sebagai lembaga pendidikan lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya dibanding dengan lembaga-lembaga lain. Sehingga sekolah dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk memajukan lembaganya
Sekolah lebih mengetahui sumber daya yang dimilikinya dan input pendidikan yang akan dikembangkan serta didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik
Sekolah dapat beranggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah, ornag tua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya sehingga sekolah dapat berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran mutu yang telah direncanakan
Sekolah dapat melakukan persaingan sehat dengan sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatiff dengan dukungan orang tua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat
Menurut E.Mulyasa, manfaat MBS adalah memberikan kebebasan dan kkuasaan yang besar kepada kepala sekolah beserta seperangkat tanggung jawab.Sehingga dengan adanya otonomi yang memberikan tanggung jawab pengelolaan sumber daya sekolah dan pengembangan MBS dapat sesuai dengan kondisi di sekolah yang bersangkutan7.
Dalam sumber lain (jurnal.untan.ac.id, “Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah…”, oleh Wahyudi) sesuai dengan karkteristik MBS yang telah dipaparkan, diharapkan MBS dapat mendukung efektivitas dalam mencapai tujuan dari sekolah. Sehingga secara umum manfaat yang bisa diambil dari manajemen berbasis sekolah adalah sebagai berikut8 :
Sekolah dapat mengoptimalkan sumberdaya yang tersedia untuk memajukan sekolah, karena pihak sekolah sendiri lebih mengetahui peta kekuatan , kelemahan, peluang dan ancaman yang mungkin dihadapi
Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input dan output pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik
Pengambilan keputusan partisipatif yang dilakukan dapat memenuhi kebutuhan sekolah, karena sekolah lebih tahu apa yang terbaik bagi sekolahnya
Penggunaan sember daya pendidikan lebih efisien dan efektif jika masyarakat turut serta mengawasi
Keterlibatan warga sekolah dalam pengambilan keputusan sekolah menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat
Sekolah bertanggungjawab tentang mutu pendidikan disekolahnya kepada pemerintah, orang tua, pesrta didik dan masyarakat
Sekolah dapat bersaing dengan sehat untuk meningkatkan mutu pendidikan
Strategi Implementasi MBS
Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan sekolah, dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan fungsinya, sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-mengajar, serta dukungan masyarakat yang tinggi9. Namun untuk di Indonesia khususnya kualifikasi sekolah sangat bervariasi, dilihat dari segi kualitas ( sekolah yang maju sampai yang tertinggal ), lokasi sekolah (terletak di perkotaan sampai daerah terpencil), dan partisipasi masyarakat (Partisipasinya tinggi sampai yang tidak berpartisipasi sama sekali. Keberagaman tersebut sepertinya akan menjadi kendala dalam pelaksanaan MBS. Oleh karena itu agar MBS dapat diimplementasikan perlu adanya pengelompokan sekolah berdasarkan kemampuan manajemen masing-masing. Pengelompokan dapat menggunakan pertimbangan lokasi dan kualitas sekolah. Berikut adalah contoh pengelompokan sekolah dalam MBS10 :
Kemampuan Sekolah
Kepala Sekolah dan Guru
Partisipasi Masyarakat
Pendapatan Daerah dan Orang Tua
Anggaran Sekolah
Sekolah dengan kemampuan manajemen tinggi
Kepala Sekolah dan guru berkompetensi tinggi
Parisipasi masyarakat tinggi (termasuk dukungan dana)
Pendapatan daeran dan orang tua tinggi
Anggaran sekolah di luar anggaran pemerintah tinggi
Sekolah dengan kemampuan manajemen sedang
Kepala Sekolah dan guru berkompetensi sedang
Partisipasi masyarakat sedang (termasuk dukungan dana)
Pendapatan daeran dan orang tua sedang
Anggaran sekolah di luar anggaran pemerintah sedang
Sekolah dengan kemampuan manajemen rendah
Kepala sekolah dan guru berkompetensi rendah
Partisipasi masyarakat kurang (termasuk dukungan dana)
Pendapatan daeran dan orang tua rendah
Anggaran sekolah di luar anggaran pemerintah rendah
Berdasarkan kondisi diatas, mengisyaratkan bahwa tingkatan kemampuan manajemen sekolah, untuk mengimplementasikan MBS berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Perbedaan kemampuan manajemen tersebut, mengharuskan perlakuan yang berbeda terhadap setiap sekolah untuk menerapkan paradigm baru yang ditawarkan MBS. Milsanya saja, sekolah A hanya memerlukan pelatihan untuk dapat mengimplementasikan MBS, namun sekolah yang lain memerlukan dukungan-dukungan tambahan dari pemerintah untuk dapat mengimplementasikan MBS. Dari bebagai macam kondisi sekolah yang berbeda, maka dibutuhkan strategi yang dapat digunakan agar dapat memaksimalkan tujuan dari MBS.
Secara umum strategi pelaksanaan manajemen berbasis sekolah adalah sebagai berikut 11:
Penyiapan konsep MBS
Penyiapan konsep MBS yaitu penyiapan buku panduan sebagai pedoman utama dalam memahami manajemen berbasis sekolah. Di dalam buku panduan tersebut berisi latar belakang, manfaat, karakteristik, prinsip-prinsip, serta strategi implementasi manajemen berbasis sekolah serta criteria keberhasilannya.
Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi :
Kegiatan seminar dan lokakarya, dilakukan diskusi, tukar pendapat antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait di Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, dengan para praktisi pendidikan (guru, kepala sekolah, pengawas), dengan para akademisi FKIP, dengan para cendekiawan, dunia usaha, anggota legislative, seta pihak lain yang peduli terhadap kemajuan dunia pendidikan.
Pelatihan MBS bagi para kepala sekolah untuk menyiapkan leader yang mampu memahami konsep MBS dan kompeten dalam melaksanakan tahapan MBS sesuai standar yang ditetapkan.
Pembentukan komite sekolah dilaksanakan di setiap satuan pendidikan, dengan mempertimbangkan keterwakilan unsur-unsur masyarakat, sekolah dan pemangku kepentingan lainnya
Pengembangan sekolah model MBS adalah sekolah yang telah berhasil menerapkan manajemen berbasis sekolah dan selanjutnya sebagai sekolah percontohan atau rujukan bagi sekolah lainya dalam melaksanakan MBS
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui hambatan dan kendala dalam melaaksanakan tahapan manajemen berbasis sekolah guna dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam aspek prosedur, organisasi, personalian dan lainnya
Desiminasi (memasyarakatkan ) MBS ke satuan pendidikan (sekolah) di wilayah kabupaten/kota, agar dapat mengimplementasikannya secara efektif dan efisien
Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan
Meskipun telah dikembangkan sekolah model MBS dan dibuat panduan untuk pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, perlu kiranya dilakukan evaluasi terhadap pencapaian tujuan pada setiap sekolah. Beragamnya kemampuan manajemen disetiap sekolah akan berpengaruh terhadap keberhasilan MBS.
Pentahapan implementasi MBS secara garis besarnya, menurut Fattah (2000) dibagi menjadi tiga tahap yaitu12 :
Tahap Sosialisasi,
Tahap Piloting, merupakan tahap uji coba agar penerapan MBS tidak mengandung banyak resiko. Efektivitas model uji coba memerlukan memerlukan persyaratan dasar yaitu : (i) Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan dengan andanya model MBS; (ii) Akuntabilitas artinya program MBS harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara konsep, operasional, dan penanaanya; (iii) Reflikabilitas artinya model MBS yang diujikan dapat direflikasi di sekolah lain sehingga perlakuan yang diberikan di sekolah ujicoba dapat diberikan di sekolah lain; (iv) Sustainbilitas artinya program MBS dapat dijaga kesinambungannya setelah uji coba dilaksanakan
Tahap Diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan model MBS yang telah diujicobakan ke berbagai sekolah agar dapat mengimplementasikannya secara efektif dan efisien
Hambatan MBS
Jika dilihat dari tujuan awal, tujuan MBS adalah untuk meningkatkan kinerja sekolah, terutama meningkatkan hasil belajar siswa. Namun dalam pelaksanaanya sering terjadi penyimpangan sehingga hasilnya melenceng dari tujuan. Menurut Drury dan Levin (1994), MBS belum bisa meningkatkan prestasi belajar siswa, namun menurut konsepnya MBS memiliki potensi untuk meningkatkan prestasi siswa13. Selain itu Oswald berpendapat bahwa berdasarkan penelitian, belum ada yang berhasil menujukkan pengaruh penerapan MBS sebagai solusi dari permasalahan di sekolah14.Pendapat yang serupa juga diungkapkan oleh Paterson, yaitu MBS belum berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa karena kurangnya konsentrasi penerapan MBS pada kegiatan pembelajaran dan kurikulum dan lebih terkonsentrasi pada hal-hal yang sifatnya tersier dan bukan yang sifatnya primer.
Wohlstetter dan Mohrman menyatakan terdapat empat macam kegagalan dalam implementasi MBS, yaitu15 (i) Sekedar mengadopsi model apa adanya tanpa upaya kreatif; (ii) kepala sekolah bekerja berdasarkan agendanya sendiri tanpa memerhatikan aspirasi seluruh dewan sekolah; (iii) kekuasaan pengambilan keputusan terppusat pada satu pihak dan cenderung semena-mena; (iv) Menganggap bahwa MBS adalah hal yang biasa dengan tanpa usaha yang serius akan berhasil tanpa sendirinya. Padahal dalam pelaksaanya MBS memerlukan waktu tenagadan pikiran secara besa-besaran. Dan di negara-negara maju yang telah melaksanakan MBS, hasil MBS baru bisa dilihat setelah empat tahun.
Dalam sumber lain (journal.amikom.ac.id “Kendala Manajemen Berbasis Sekolah, Oleh : Prof. Dr. Ki Supriyoko, M.Pd) diungkapkan bahwa, MBS mengalami kendala dalam pelaksanaanya karena MBS menghendaki kemandirian sekolah, namun kebiasaan kepala sekolah yang hanya menerima intruksi dari pusat dalam melakukan tugas terutama hal-hal yang fundamental menghambat kreatifitas dan kemandirian yang dikendaki dalam MBS. Hal tersebut juga berimbas pada guru dan staff sekolah yang terbiasa mendapat instruksi dari kepala sekolah. Dan selama ini banyak guru dalam mengajar hanya berdasar petunjuk baik menyangkut kurikulum, silabi, buku pegangan, sampai dengan metode mengajar di kelas. Banyak guru yang sama sekali tidak pernah membaca buku-buku berkait dengan mata pelajaran yang diampu dikarenakan hanya mau membaca buku sesuai petunuk. Itulah sebabnya kurikulum sekolah di Indonesia tidak pernah berkembang di lapangan, silabi kita mati, metode mengajar para guru stagnan, dan kreativitas guru tak pernah berkembang, sehingga menghambat kemandirian sekolah yang ingin dicapai MBS. Dengan fakta tersebut, sebenarnya MBS tidap dapat serta merta diterapkan diseluruh sekolah, tetapi dapat diterapkan di sekolah yang mempunyai sumber daya manusia yang memadai.
Kesimpulan


Manajemen Berbasis Sekolah adalah model pengelolaan yang memberikan otonomi ( kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada sekolah ), Fleksibilitas, mendorong partisipasi secara langsung dari warga sekolah dan masyarakat, dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tujuan umum Manajemen berbasis sekolah adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan ( otonomi ) kepada sekolah, pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumber daya sekolah dan mendorong partisipasi warga sekolah serta masyaratkat untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Manfaat MBS secara umum adalah mendorong profesionalisme guru dan kepala sekolah sebagai pembimbing pendidikan di sekolah. Serta meningkatkan prestasi melalui kemandirian sekolah.
Strategi implementasi MBS, melauli beberapa tahapan yaitu tahap sosialisasi, plotting dan disemelasi.
Hambatan dalam implementasi MBS adalah dibutuhkan SDM yang memadai dalam pelaksanaan MBS, namun di setiap sekolah tidak semua mempunyai SDM yang memadai sehingga MBS tidak dapat berhasil dengan baik disemua sekolah.






Daftar Pustaka

Rohiat. 2010.Manajemen Sekolah.Bandung : Refika Aditam.
Husaini,Usmani. 2008.Manajemen.Jakarta Timur : Bumi Aksara.
Minarti ,Sri.2011. Manajemen Sekolah. Yogyakarta : Ar-Ruzz.
Engkoswara dan Aan Komariah.2011.Administrasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Jurnal.untan.ac.id ( Wahyudi.2012,Jurnal ( Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Rangka Desentralisasi Pendidikan).Pontianak : FKIP Universitas Tanjungpura, hal. 3).Diakses tanggal 28Desember 2013
Mulyasa.2007.Manajemen Berbasis Sekolah.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Journal.amikom.ac.id(Ki Supriyoko.2004.artikel.Kendala Manajemen Berbasis Sekolah).Jakarta: Majalah Fasilitator. Diakses tanggal 28 Desember 2013
Mulyono, MA.Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan,.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
1 Rohiat, Manajemen Sekolah, Refika Aditama, Bandung, 2010, hal. 47
2 Usman Husaini, Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta Timur 2008, hal. 573
3 Sri Minarti , Manajemen Sekolah, Ar-Ruzz Media,Yogyakarta, 2011, hal.56
4 Sri Minarti , Manajemen Sekolah, Ar-Ruzz Media,Yogyakarta, 2011, hal. 69
5 Engkoswara dan Aan Komariah.2011.Administrasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta
6 Mulyono, MA, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.hal.245
7 Ibid,hal.246
8 jurnal.untan.ac.id ( Wahyudi.2012,Jurnal ( Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Rangka Desentralisasi Pendidikan).Pontianak : FKIP Universitas Tanjungpura, hal. 3)
9 Mulyasa, 2007, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, hal.58
10 Ibid, hal.59
11 jurnal.untan.ac.id ( Wahyudi.2012,Jurnal ( Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Rangka Desentralisasi Pendidikan).Pontianak : FKIP Universitas Tanjungpura, hal. 5)
12 Mulyasa, 2007, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, hal.62
13 Mulyono,Manajemen Administrasi dan OrganisasiPendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, hal 261
14 Ibid, hal 262

15 Ibid, hal 262

1 komentar:

  1. The best slot machine games online - Jet Casino
    Play 서울특별 출장샵 all the popular casino games online from your mobile 당진 출장샵 devices and read our 구미 출장마사지 reviews of the 보령 출장샵 best 당진 출장샵 slot machines to win big with Jet Casino.‎All · ‎New and exclusive · ‎Games

    BalasHapus