Selasa, 07 Januari 2014

MANAJEMEN KEUANGAN

MANAJEMEN KEUANGAN

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang di dalamnya memiliki beberapa komponen yang saling berkaitan. Diantaranya adalah tenaga pendidik, tata usaha, peserta didik, dan staf tata usaha. Diantara kompoen tersebut harus memilki hubungan yang saling mendukung yang mampu menunjang operasional sekolah dan pada akhirnya kebutuhan anak didik akan pendidikan terpenuhi dengan baik.
Dalam mendukung kegiatan pendidikan di sekolah manajemen keuangan pendidikan memilki peran penting. Setiap pelaksanaan kegiatan sekolah pastilah membutuhkan dana, dan dana tersebut diatur sedemikian rupa agar dana dapat dipergunakan secara efisien.
Dana yang diperoleh sekolah dapat bersumber dari pemerintah, orang tua peserta didik, maupun dari pihak lain. Ketika dana tersebut sudah masuk, pengelolaan keuangan dibutuhkan untuk mengelola dana dengan baik dan transparan. Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan, antara sekolah satu dengan sekolah yang lain itu berbeda. Perbedaan tersebut didasarkan atas besar kecilnya tiap sekolah dan letak sekolah, serta julukan sekolah. Pada sekolah-sekolah yang daya dukung masyarakatnya masih tergolong rendah, pengelolaan keuangannya pun masih sederhana. Sedangkan, pada sekolah-sekolah dengan daya dukung masyarakat yang besar, pengelolaan keuangannya cenderung menjadi lebih rumit. Kecenderungan ini dilakukan karena sekolah harus mampu menampung berbagai kegiatan yang semakin banyak dituntut oleh masyarakatnya. Walaupun pengelolaan dana atau anggaran tiap sekolah berbeda namun tetap didasarkan atas prinsip-prinsip pengelolaan anggaran sekolah pada umumnya. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan mengenai manajemen keuangan agar sekolah dapat memaksimalkan usaha untuk mencapai tujuan pendidikan.


  1. Rumusan Masalah
  1. Apakah pengertian dari manajemen keuangan?
  2. Apakah tujuan dari manajemen keuangan?
  3. Darimanakah sumber dana sekolah?
  4. Bagaimana klasifikasi dana pendidikan?
  5. Bagaimana prinsip-prinsip pengelolaan anggaran sekolah?
  6. Apa sajakah asas – asas dalam anggaran?
  7. Bagaimana proses manajemen keuangan?

  1. Tujuan
  1. Mengetahui pengertian dari manajemen keuangan.
  2. Mengetahui tujuan dari manajemen keuangan.
  3. Mengetahui asal sumber dana sekolah.
  4. Mengetahui klasifikasi dana pendidikan.
  5. Mengetahui prinsip-prinsip pengelolaan anggaran sekolah.
  6. Mengetahui asas – asas dalam anggaran.
  7. Mengetahui proses manajemen keuangan.

BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan tindakan pengurusan atau ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan. Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan sekolah.
Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajemen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian.1
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen pembiayaan pendidikan adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan. Kegiatan yang dimaksud mencakup:2
  1. Penyusunan anggaran (budgeting),
  2. Pembukuan (accounting),
  3. Pemeriksaan (controlling).

  1. Tujuan Manajemen Keuangan
Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah:3
  1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
  1. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
  2. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggungjawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
  1. Sumber Dana
Sumber dana dapat dibagi menjadi 6, yaitu :4
  1. Dana dari Pemerintah
Dana dari pemerintah disediakan melalui jalur Anggaran Rutin dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK) yang dialokasikan kepada semua sekolah untuk setiap tahun ajaran. Dana ini lazim disebut dana rutin. Besarnya dana yang dialokasikan di dalam DIK biasanya ditentukan berdasarkan jumlah siswa kelas I, II dan III. Mata anggaran dan besarnya dana untuk masing – masing jenis pengeluaran sudah ditentukan Pemerintah di dalam DIK. Selain DIK, pemerintah sekarang juga memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dana ini diberikan secara berkala yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan operasional sekolah.
  1. Dana dari Orang Tua Siswa
Pendanaan dari masyarakat ini dikenal dengan istilah iuran Komite. Besarnya sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang tua siswa ditentukan oleh rapat Komite sekolah. Pada umumnya dana Komite terdiri atas :
a. Dana tetap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar oleh orang  tua setiap bulan selama anaknya menjadi siswa di sekolah
b. Dana incidental yang dibebankan kepada siswa baru yang biasanya hanya satu kali selama tiga tahun menjadi siswa (pembayarannya dapat diangsur).
c. Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua siswa terterntu yang dermawan dan bersedia memberikan sumbangannya secara sukarela tanpa suatu ikatan apapun.
  1. Dana dari Masyarakat
Dana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari anggota – anggota masyarakat sekolah yang menaruh perhatian terhadap kegiatan pendidikan di suatu sekolah. Sumbangan sukarela yang diberikan tersebut merupakan wujud dari kepeduliannya karena merasa terpanggil untuk turut membantu kemajuan pendidikan.
Dana ini ada yang diterima dari perorangan, dari suatu organisasi, dari yayasan ataupun dari badan usaha baik milik pemerintah maupun milik swasta.
  1. Dana dari Alumni
Bantuan dari para Alumni untuk membantu peningkatan mutu sekolah tidak selalu dalam bentuk uang (misalnya buku – buku, alat tulis, dan perlengkapan belajar). Namun dana yang dihimpun oleh sekolah dari para alumni merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari mereka yang merasa terpanggil untuk turut mendukung kelancaran kegiatan - kegiatan demi kemajuan dan pengembangan sekolah. Dana ini ada yang diterima langsung dari alumni, tetapi ada juga yang dihimpun melalui acara reuni atau lustrum sekolah.
  1. Dana dari Peserta Kegiatan
Dana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota masyarakat yang menikmati pelayanan kegiatan pendidikan tambahan atau ekstrakurikuler, seperti pelatihan komputer, kursus bahasa Inggris, atau keterampilan lainnya.
  1. Dana dari Kegiatan Wirausaha Sekolah
Ada beberapa sekolah yang mengadakan kegiatan usaha untuk mendapatkan dana. Dana ini merupakan kumpulan hasil berbagai kegiatan wirausaha sekolah yang pengelolaannya dapat dilakukan oleh staf sekolah atau para siswa. Misalnya koperasi, kantin sekolah, bazaar tahunan, wartel, usaha fotokopi, dll.
  1. Klasifikasi Dana Pendidikan5
  1. Dana langsung dan tidak langsung
Dana langsung ialah dana yang langsung digunakan untuk operasional sekolah dan langsung dikeluarkan untuk kepentingan pelaksana proses belajar mengajar, terdiri atas dana pembangunan dan dana rutin. Sedangkan dana tidak langsung ialah dana berupa keuntungan yang hilang dalam bentuk kesempatan yang hilang yang dikorbankan oleh peserta didik selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dana tidak langsung sulit untuk diperhitungkan karena tidak adanya catatan resmi. Berdasarkan alasan praktis, biaya ini tidak turut dihitung dalam perencanaan oleh para administrator, perencana, atau pembuat keputusan.
Dana pembangunan adalah dana yang digunakan untuk pembelian tanah bangunan, ruang kelas, perpustakaan, lapangan olah raga, konstruksi bangunan serta penggantian dan perbaikan. Dana rutin ialah dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional pendidikan selama satu tahun anggaran.dana rutin digunakan untuk menunjang pelaksanaan program belajar mengajar, pembayaran gaji guru dan personil sekolah, administrasi kantor, pemeliharaan serta perawatan sarana dan prasarana.
Pembayaran gaji guru, kepala sekolah, dan para pegawai dalam manajemen berbasis sekolah seharusnya ditentukan atas pangkat, jabatan, pendidikan dan masa kerja. Disamping itu perlu pertimbangan masalah kreativitas dan prestasi kerjanya. Jumlah gaji yang diterima para pegawai minimal dapat memenuhi biaya hidup, yang merujuk pada daya beli dari penghasilan yang diterima untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
  1. Dana masyarakat dan dana pribadi
Dana masyarakat adalah dana yang dikeluarkan masyarakat untuk kepentingan pendidikan, baik yag dikeluarkan secara langsung maupun tidak langsung, berupa uang sekolah, uang buku dan dana lainnya. Dana tidak langsung seperti pajak dan restribusi, di dalam dana masyarakat termasuk dana pribadi, yaitu dana yang berasal dari rumah tangga termasuk kesempatan yang hilang. Dana pribadi adalah dana langsung yang dikeluarkan dalam bentuk uang sekolah, uang kuliah, pembelian buku, dan dana hidup setiap siswa.






  1. Prinsip – Prinsip Pengelolaan Anggaran Sekolah
Penggunaan anggaran dan keuangan, dari sumber manapun, apakah itu dari pemerintah ataupun dari masyarakat perlu didasarkan prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan sebagai berikut : 6
  1. Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan.
  2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program, atau kegiatan.
  3. Terbuka dan transparan, dalam pengertian dari dan untuk apa keuangan lembaga tersebut perlu dicatat dan dipertanggungjawabkan serta disertai bukti penggunaannya.
  4. Sedapat mungkin menggunakan kemampuan atau hasil produksi dalam negeri sejauh hal ini dimungkinkan.


  1. Asas – Asas Dalam Anggaran7
  1. Asas plafond, bahwa anggaran belanja yang boleh diminta tidak melebihi jumlah tertinggi yang telah ditentukan.
  2. Asas pengeluaran berdasarkan mata anggaran, artinya bahwa pengeluaran pembelanjaan harus didasarkan atas mata anggaran yang telah ditetapkan.
  3. Asas tidak langsung, yaitu suatu ketentuan bahwa setiap penerimaan uang tidak boleh digunakan secara langsung untuk sesuatu keperluan pengeluaran.


  1. Manajemen Keuangan
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara lansung meninjau efekifitas dan efisien pengelolaan pendidikan. Keuangan dan pendidikan sangat menentukan ketercapaian tujuan pendidikan di sekolah, yang memerlukan sejumlah investasi dari angaran pemerintah dan dana masyarakat.
  1. Pengelolaan dana di sekolah
Salah satu pola berfikir, berkaitan dengan pengeolaan dana disekolah, adalah kreatif dan dinamis selaras dengan kebutuhan perkembangan yang terjadi di masyarakat dan lingkungan hal tersebut dikenal juga dengan manajemen strategis, yang menyangkut orientasi masa depan berhubungan dengan unit – unit kegiatan yang kompleks, perhatian terhadap manajemen puncak, pengaruh jangka panjang, dan alokai sumber – sumber daya. Strategi sekolah dalam menggali dana pendidikan secara administratif sangat tepat karena berkaitan dengan bagaimana kepala sekolah melakukan upaya – upaya pengelolaan sumber daya dan sumber dana yang terdapat di dalam lingkungan sekolah. Dalam MBS strategi tersebut dapat direalisasikan melalui penyelenggara berbagai kegiatan berikut :
  1. Melakukan analisis internal dan eksteral terhadap berbagai potensi sumber dana.
  2. Mengidentifikasi, mengelompokkan dana dan memperkirakan sumber – sumber dana yang dapat digali dan dikembangkan.
  3. Menetapkan sumber – sumber dana, melalui :
  1. Musyawarah dengan orang tua siswa baru pada awal tahun ajaran.
  2. Musyawarah dengan para guru untuk mengembangkan koperasi sekolah.
  3. Menggalang partisipasi masyarakat melalui dewan sekolah, dan
  4. Menyelenggarakan kegiatan olah raga dan kesenian peserta didik untuk mengumpulkan dana dengan memanfaatkan fasilitas sekolah.

  1. Perencanaan pengelolaan dana
Perencanaan dalam manajemen keuangan adalah kegiatan merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Dalam kaitannya dengan penyusunan anggaran, Lipham mengemukakan tiga cara pandang, yaitu:8
  1. Comparative Approach
Penganggaran ang dilakukan dengan cara membandingkan besarnya penerimaan dan pengeluaran untuk setiap mata anggaran untuk setiap tahun.
  1. The Planning Programming Budgeting Evaluation System (PPBES)
Pengganggaran yang berorientasi pada rencana dan sasaran program secara khusus dan umum.
  1. Functional Approach
Pengganggaran dalam benttuk gabungan antara unsur PPBES dengan comparative approach
  1. Proses penyusunan anggaran
Format yang digunakan untuk menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) meliputi :
  1. Sumber pendapatan antara lain DPP, OPF dan BP3.
  2. Pengeluaran untuk kegiatan belajar mengajar, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber belajar dan alat pelajaran seta honorarium dan kesejahteraan.
Lipham mengungkapkan empat fase kegiatan pokok dalam proses peyusunan anggaran sebagai berikut :
  1. Merencanakan anggaranifikasi tujuan, menentukan prioritas, menjabarkan tujuan kedalam penampilan operasional yang dapat diukur, menganalisis alternatif pencapaian tujuan dengan analisis cist-efectiveness, dan membuat rekomendasi alternatif pendekatan untuk mencapai sasaran.
  2. Mempersiapkan anggaran
Menyesuaikan kegiatan dengan mekanisme anggara yang berlaku, bentuknya, distribusi, dan sasaran program pengajaran perlu dirumuskan dengan jelas. Melakukan inventarisasi kelengkapan peralatan dan bahan-bahan yang telah tersedia.
  1. Mengelola pelaksanaan anggaran
Mempersiapkan pembukaan, melakukan pebelajaran dan membuat transaksi, membuat perhitungan, mengawasi pelaksanaan sesuai prosedur kerja yang berlaku serta membuat laporan dan pertanggungjawaban keuangan.
  1. Menilai pelaksanaan anggaran
Menilai pelaksanaan program belajar mengajar, menilai bagaimana pencapaian sasaran program, serta membuat rekomendasi untuk perbaikan anggaran yang akan datang.
  1. Penyusunan Rencana Anggaran Pengeluaran Belanja Sekolah
Anggaran adalah rencana yang diformulasikan dalam bentuk rupiah dalam jangka waktu atau periode tertentu, serta alokasi sumber – sumber kepada setiap bagian kegiatan. Anggaran memiliki peran penting didalam perencanaan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan yang dilakukan sekolah. Maka seorang penanggungjawab program kegiatan disekolah harus mencatat anggaran serta melaporkan realisasinya sehingga dapat dibandingkan selisih antara anggaran dengan pelaksanaan serta melakukan tindak lanjut untuk perbaikan.
Proses penyusunan Rencana Anggaran Pengeluaran Belanja Sekolah dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional memadukan antara peraturan pemerintsh pusat dan sekolah. Dalam hal ini ada beberapa anggaran yang telah ditetapkan oleh peraturan pemerintah yang intinya pihak sekolah tidak dapat mengubah dari petunjuk penggunaan atau pengeluarannya, dan sekolah hanya bertindak sebagai pelaksana pengguna dalam tingkat mikro kelembagaan. Dengan demikian, pola pengelolaan anggaran belanja sekolah terbatas pada pengelolaan tingkat operasional.
Untuk mengefektifkan pembuatan anggaran belanja sekolah, kepala sekolah harus mampu mengembangkan sejumlah dimensi perbuatan administratif. Kegiatan membuat anggaran belanja bukan pekerjaan rutin atau mekanis, melibatkan pertimbangan tentang maksud-maksud dasar dari pendidikan dan progam. Berdasarkan perspektif tersebut pembuatan anggaran belanja dapat menemuka jalan bagi pengembangan dan penjelasan konsep – konsep tentang tujuan – tujuan pendidikan yang diinginkan, dan merancang cara – cara bagi pencapaiannya.
Ada dua bagian pokok anggaran yang harus diperhatikan dalam penyusunan RAPBS, yaitu:9
  1. Rencana sumber atau target penerimaan/ pendapatan dalam satu tahun yang bersangkutan, termasuk didalamnya keuangan bersumber dari : a). kontribusi orang tua siswa, b). sumbangan dari individu atau organisasi, c). sumbangan dari pemerintah, d). dari hasil usaha
  2. Rencana penggunaan keuangan dalam satu tahun yang bersangkutan, semua penggunaan keuangan sekolah dalam satu tahun anggaran perlu direncanakan dengan baik agar kehidupan sekolah dapat berjalan dengan baik.

Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RAPBS adalah harus menerapkan prinsip anggaran berimbang, artinya rencana pendapatan dan pengeluaran harus berimbang diupayakan tidak terjadi anggaran pendapatan minus. Dengan anggaran berimbang tersebut maka kehidupan sekolah akan menjadi solid dan benar – benar kokoh dalam hal keuangan, maka sentralisasi pengelolaan keuangan perlu difokuskan pada bendaharawan sekolah, dalam rangka untuk mempermudah pertanggungjawaban keuangan.
Rencana anggaran yang telah dibahas dengan pengurus dan komite sekolah, selanjutnya ditetapkan sebagai anggaran pendapatan dan belanja sekolah (APBS). Pada setiap anggaran yang disusun perlu dijelaskan apakah rencana anggaran yang akan dilaksanakan merupakan hal baru atau kelanjutan atas kegiatan yang telah dilaksanakan dalam periode sebelumnya dengan menyebut sumber dana sebelumnya.
Dalam pelaksanaan kegiatan, jumlah yang terealisasikan bisa terjadi tidak sama dengan rencana anggarannya, bisa kurang atau lebih dari jumlah yang telah dianggarkan. Ini dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu : 10
  1. Adanya efisiensi atau inefisiensi pengeluaran
  2. Terjadinya penghematan atau pemborosan
  3. Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan yang telah diprogramkan
  4. Adanya perubahan harga yang tidak terantisipasi
  5. Penyusunan anggaran yang kurang tepat



  1. Proses pengaturan
  1. Penerimaan
Banyak pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan penerimaan keuangan, namun dalam pelaksanaannya pendekatan – pendekatan tersebut memiliki berbagai persamaan. Dalam buku pedoman rencana, program dan pengganggaran dikemukakan bahwa sumber dana pendidikan antara lain melipui anggaran rutin (DIK), anggaran pembangunan (DIP), dana penunjang pendidikan (DPP) dana BP3, donatur dan lain-lain yang dianggap sah oleh semua pihak terkait. Pendanaan pendidikan pada dasarnya bersumber pada pemerintah, orang tua dan masyarakat (Pasal 33 No. 2 Tahun 1989).
  1. Penggunaan
Dana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu digunakan untuk kepentingan sekolah, khususnya kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Dana yang berasal dari SPP dan DPP pada umumnya digunakan untuk pelaksanaan proses belajar mengajar, pengadaan sarana dan pasarana, pemeliharaan sarana dan pasarana, kesejahteraan pegawai, kegiatan belajar, dll.
  1. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban keuangan sekolah menyangkut seluruh pengeluaran dana sekolah dalam kaitannya dengan apa yang telah dicapai sesuai dengan tujuan yang telah dietapkan. 

BAB III
PENUTUP

    1. Kesimpulan
Manajemen pembiayaan pendidikan (manajemen keuangan pendidikan) adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan. Dana tersebut dapat bersumber dari pemerintah, orang tua siswa, masyarakat, alumni, kegiatan peserta, serta dari kegiatan kewirausaha sekolah.
Tujuan dari manajemen keuangan adalah:
  1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah.
  2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
  3. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Dana sekolah dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
  1. Dana langsung dan dana tidak langsung.
  2. Dana masyarakat dan dana pribadi.
Adapun prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan angaran pendidikan:
  1. Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan.
  2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program, atau kegiatan.
  3. Terbuka dan transparan, dalam pengertian dari dan untuk apa keuangan lembaga tersebut perlu dicatat dan dipertanggungjawabkan serta disertai bukti penggunaannya.
  4. Sedapat mungkin menggunakan kemampuan atau hasil produksi dalam negeri sejauh hal ini dimungkinkan.
Sedangkan asas – asas yang menjadi pedoman dalam pengelolaan anggaran adalah asas plafond, asas pengeluaran berdasarkan mata anggaran, dan asas tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang M. (2010). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.
Mulyasa, E. (2002). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
1 Diakses dari http://delienda.wordpress.com/2013/02/23/makalah-managemen-keuangan-pendidikan/, pada tanggal 10 November 2013 pukul 12.15 WIB.

2 Tatang M Amiri, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta, UNY Press, 2010, hal.

3 Diakses dari http://delienda.wordpress.com/2013/02/23/makalah-managemen-keuangan-pendidikan/, pada tanggal 10 November 2013 pukul 12.15 WIB.

4 Ibid.

5 Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002, hal.


6 Diakses dari http://delienda.wordpress.com/2013/02/23/makalah-managemen-keuangan-pendidikan/, pada tanggal 10 November 2013 pukul 12.15 WIB.

7 Tatang M Amiri, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta, UNY Press, 2010, hal.

8 Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002, hal.

9 Diakses dari http://delienda.wordpress.com/2013/02/23/makalah-managemen-keuangan-pendidikan/, pada tanggal 10 November 2013 pukul 12.15 WIB.


10 Tatang M Amiri, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta, UNY Press, 2010, hal.

0 komentar:

Posting Komentar