Selasa, 07 Januari 2014

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian serta Hakikat Kepemimpinan dan Pemimpin
Hakikat Kepemimpinan
Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar tentang definisi dari kepemimpinan atau sering disebut leadership dalam bahasa Inggris yaitu :
  1. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia
Kepemimpinan adalah perihal memimpin; cara memimpin.
  1. Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003)
Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
  1. Menurut Young (dalam Kartono, 2003) 
Kepemimpian yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.


  1. Moejiono (2002)
Memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Beberapa implikasi dari berbagai definisi adalah : (1) kepemimpinan melibatkan orang lain yaitu pengikut. Sebagai akibat dari kesediaan menerima petunjuk dari seorang pemimpin. Anggota kelompok harus dapat memahami status pemimpinnya yang memungkinkan proses kepemimpinan berjalan dengan baik. (2) Kepemimpinan melibatkan kekuasaan yaitu kemampuan untuk menggunakan pengaruh artinya kemampuan untuk mengubah sikap dan tingkah laku individu atau kelompok. (3) Kepemimpinan melibatkan pengaruh (influence) yaitu tindakan tingkah laku yang menyebabkan perubahan sikap dan tingkah laku individu dan kelompok.
Kepemimpinan terbagi kepada dua  Pertama kepemimpinan sebagai kedudukan, artinya kepemimpinan merupakan sesuatu yang kompleks yaitu terdiri dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dimiliki oleh seseorang atau oleh suatu badan. Kepemimpinan ini bersifat formal (formal leadership) sebab kepemimpinan ini bersimpul didalam suatu jabatan.  Kedua kepemimpinan sebagai proses sosial. Artinya kepemimpinan meliputi segala tindakan yang dilakukan seseorang atau suatu badan yang menyebabkan gerak dari warga masyarakat.
Jadi pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan memengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya.
Jika dikaitkan dengan kepemimpinan pendidikan, maka yang dimaksud dengan kepemimpinan pendidikan adalah proses memengaruhi dan membimbing seorang pemimpin kepada pendidik dan tenaga kependidikan untuk melaksanakan tugas-tugas kependidikan dan penelitian dengan menggunakan fasilitas pendidikan yang ada, baik secara individu maupun kelompok, agar tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien.

  1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah
Seperti yang telah dijabarkan di atas kepemimpinan secara singkat memiliki arti kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Kepala sekolah adalah orang yang diberi tugas dan tanggung jawab mengelola sekolah, menghimpun, memanfaatkna dan menggerakkan seluruh potensi sekolah secara optimal untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan kepala sekolah adalah kemamapuan yang dimiliki kepala sekolah untuk memeberikan pengaruh kepada orang lain melalui interaksi individu dan kelompok sebagai wujud kerjasama dalam organisasi (sekolah) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

  1. Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Sekolah
Menurut PERMENDIKNAS No. 13 Tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/madrasah ,maka kepala sekolah harus memiliki beberapa kualifikasi dan kompetensi yang harus dipenuhi, kualifikasi dan kompetensi tersebut adalah sebagai berikut.
Kualifikasi:
  1. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi terakreditasi;
  2. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun;
  3. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 tahun di TK/RA; dan
  4. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.

Kompetensi:
No.
Dimensi kompetensi
Kompetensi
1.
Kepribadian
  1. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.
  2. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
  3. Memiliki keinginan yang kuat dalam mengembangkan diri sebagai kepala sekolah/ madrasah.
  4. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
  5. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah.
  6. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
2.
Manajerial
  1. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.
  2. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.
  3. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.
  4. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajaran yang efektif.
  5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif, inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
  6. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
  7. Mengelola sarana dan prasaran.
  8. Mengelola hubungan sekolah dengan masyarakat dalam rangka pencaraian dukungan, ide, dan pembiayaan sekolah/ madrasah.
3.
Kewirausahaan
  1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah /madrasah.
  2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah /madrasah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif.
  3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/ madrasah.
  4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah /madrasah.
  5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produk atau jasa sekolah /madrsah sebagai sumber belajar peserta didik.
4.
Supervisi
  1. Merencanakan program supervise akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
  2. Melaksanakan supervise akademik terhadap guru dengan menggunkan pendekatan dan teknik supervise yang tepat.
  3. Menindak lanjuti hasil supervise akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
5.
Sosial
5.1 Bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah.
5.2 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
5.3 Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

  1. Peran dan Fungsi Pemimpinan
Dalam paradigma baru manajemen pendidikan, kepala sekolah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator dan motivator (EMASLIM). Pelaksanaan peran dan fungsi tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena saling terkait dan saling mempengaruhi, serta menyatu dengan pribadi seorang kepala sekolah profesional.
  1. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)
Sebagai educator kepala sekolah harus senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Untuk kepentingan tersebut kepala sekolah harus berusaha menanamkan, memajukan, meningkatkan setidaknya empat macam nilai, yakni:
  1. Pembinaan mental, yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan sikap, batin dan watak.
  2. Pembinaan moral, yakni membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai suatu perbuatan, sikap dan kewajiban sesuai dnegan tugas masing-masing tenaga kependidikan.
  3. Pembinaan fisik, yakni membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan.
  4. Pembinaan artistik, yakni membina tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.
  1. Kepala sekolah sebagai manajer
Kepala harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.
  1. Kepala sekolah sebagai administrator
Kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, administrasi peserta didik, administrasi personalia, administrasi sarana dan prasarana, administrasi kearsipan dan administrasi keuangan.
  1. Kepala sekolah sebagai supervisor
Supervisor yaitu mensupervisi pekerjaaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan, yang merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua, peserta didik, dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif.
  1. Kepala sekolah sebagai leader
Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberika petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Menurut Wahjosumijo, kepala sekolah harus memiliki karakter yang khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.
  1. Kepala sekolah sebagai Inovator
Kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalani hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.
  1. Kepala sekolah sebagai motivator
Kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalalui pengaturan lingkungan fisik, suasana kerja, displin, dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar (PSB).
Selain itu, ada lima peranan penting seorang pemimpin dalam organisasi, yakni:

  1. Menciptakan Visi
Seorang pemimpin bertugas membuat visi bagi organisasinya. Visi adalah pernyataan tentang cita-cita organisasi, apa yang ingin dicapai dan akan menjadi seperti apa sebuah organisasi. Visi harus bisa menyatukan kepentingan yang berbeda-beda, sehingga dapat memudahkan proses pengambilan keputusan dalam organisasi.
  1. Membangun Tim
Seorang pemimpin harus dapat memilih orang-orang yang tepat untuk mengisi posisi yang tepat.
  1. Mengalokasikan Tugas
Pemimpin yang baik mengenal anak buahnya dengan baik. Dia dapat menganalisa anggota timnya dan menempatkan orang yang memumpuni pada posisi yang tepat sesuai dengan kompetensinya. Pemimpin yang baik akan mengalokasikan tugas bagi anggota timnya sesuai dengan keahlian dan passion mereka masing-masing.
  1. Membantu mengembangkan potensi Orang
Seorang pemimpin harus bisa membaca potensi orang-orang yang dipimpinnya, serta mengembangkan kemampuan dan value mereka.
  1. Memotivasi Anak Buah
Tim yang bersemangat adalah kekuatan bagi organisasi yang sehat. Untuk menjaga semangat tim, pemimpin harus dapat menginspirasi dan memotivasi anak buahnya. Tim yang bahagia dan bersemangat pasti mau bekerja keras dan berusaha maksimal demi mencapai target dan kesuksesan organisasi.
Fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah berarti kepala sekolah dalam kegiatan memimpinnya berjalan melalui tahap-tahap kegiatan sebagai berikut
  1. Perencanaan (  planning )
Perencanaan pada dasarnya menjawab pertanyaan apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, dimana dilakukannya, oleh siapa dan kapan dilakukan. Kegiatan-kegiatan sekolah harus direncanakan oleh kepala sekolah, hasilnya berupa rencana tahunan sekolah yang akan berlaku pada tahun ajaran berikutnya. Rencana tahunan tersebut kemudian dijabarkan ke dalam program tahunan sekolah yang biasanya dibagi dalam dua program semester.
  1. Pengorganisasian (organizing )
Kepala sekolah sebagai pemimpin bertugas untuk menjadikan kegiatan-kegiatan sekolah berjalan dengan lancar, sehingga tujuan sekolah dapat tercapai. Kepala sekolah perlu mengadakan pembagian kerja yang jelas bagi guru-guru (dan staf) yang menjadi anak buahnya. Dengan pembagian kerja yang baik, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang tepat serta mengingat prinsip-prinsip pengorganisasian kiranya kegiatan sekolah akan berjalan lancar dan tujuan dapat tercapai.
  1. Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah kegiatan membimbing anak buah dengan jalan memberi perintah (komando), memberi petunjuk, mendorong semangat kerja, menegakkan disiplin, dan memberikan berbagai usaha lainnya agar mereka dalam melakukan pekerjaan mengikuti arah yang ditetapkan dalam petunjuk, peraturan atau pedoman yang telah ditetapkan.
  1. Pengkoordinasian (coordinating)
Pengkoordinasian adalah kegiatan menghubungkan orang-orang dan tugas-tugas sehingga terjalin kesatuan atau keselarasan keputusan, kebijaksanaan, tindakan, langkah, sikap serta tercegah dari timbulnya pertentangan, kekacauan, kekembaran (duplikasi), dan kekosongan tindakan.
  1. Pengawasan (controlling)
Pengawasan adalah tindakan atau kegiatan usaha agar pelaksanaan pekerjaan serta hasil kerja sesuai dengan rencana, perintah, petunjuk atau ketentuan-ketentuan lainnya yang telah ditetapkan.
Adapun fungsi kepemimpinan dalam pendidikan menurut Soekarto Indrafachrudi adalah pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
  1. Fungsi yang bertakaitan dengan tujuan yang hendak dicapai
  1. Pemimpin berfungsi memikirkan dan merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta menjelaskan supaya anggota dapat bekerjasama mencapai tujuan itu.
  2. Pemimpin berfungsi memberikan dorongan kepada anggota-anggota kelompok untuk menganalisis situasi supaya dapat dirumuskan rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat memeberi harapan baik.
  3. Pemimpin berfungsi membantu anggota kelompok dalam memeberikan keterangan yang perlu supaya dapat mengadakan pertimbangan yang sehat.
  4. Pemimpin berfungsi menggunakan kesempatan dan minat khusus anggota kelompok.
  1. Fungsi yang bertalian dengan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan
  1. Pemimpin berfungsi memupuk dan memelihara kebersamaan di dalam kelompok
  2. Pemimpin berfungsi mengusahakan suatu tempat bekerja yang menyenangkan, sehingga dapat dipupuk kegembiraan dan semangat bekerja dalam pelaksanaan tugas.
  3. Pemimpin dapat menanamkan dan memupuk perasaan para anggota bahwa mereka termasuk dalam kelompok dan merupakan bagian dari kelompok.
  1. Gaya dan Tipe Kepemimpinan
E. Mulyasa menyatakan bahwa cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya dikenal sebagai gaya kepemimpinan. Dalam konteks pendidikan seperti yang dikatakan oleh Edward Sallis, bahwa gaya kepemimpinan tertentu dapat mengantarkan institusi pada revolusi mutu. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin pada dasarnya dapat diterangkan mealui tiga aliran teori berikut:
  1. Teori genetis (keturunan)
Inti dari teori ini menyatakan bahwa leader are born and nor made (pemimpin itu dilahirkan “bakat” bukannya dibuat). Para penganut teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan dengan bakat kepemimpinan.
  1. Teori sosial
Inti teori sosial ini adalah bahwa leader are made and not born (pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati). Teori ini bisa dikatakan merupakan kebalikan dari teori genetika.
  1. Teori ekologis
Teori ini pada intinya berarti seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.
Menurut Kurt Lewin, ada empat tipe atau bentuk kepemimpinan yaitu:
  1. Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan Otoriter adalah kepemimpinan yang bertindak sebagai diktor terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya pemimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok.
  1. Kepemimpinan Laissez Faire
Kepemimpinan Laissez Faire menitikberatkan kepada kebebasan kebebasan bawahan untuk melakukan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Pemimpin Laissez Faire banyak memberikan kebebasan kepada personil untuk menentukan sendiri kebijaksanaan dalam melaksanakan tugas, tidak ada pengawasan dan sedikit sekali memberikan pengarahan kepada personilnya.
  1. Kepemimpinan Demokratis
Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggungjawab tentang terlaksananya tujuan bersama agar setiap anggota turut bertanggung jawab maka seluruh anggota ikut serta dalam setiap kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian.
  1. Kepemimpinan Pseudo-demokratis
Tipe kepemimpinan ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatic. Pseudo berarti palsu, pura-pura. Pemimpin semacam ini berusaha memberikan kesan dalam penampilannya seolah-olah ia demokratis, sedangkan maksudnya ialah otokratis, mendesakkan keinginannya sendiri secara halus.





0 komentar:

Posting Komentar