Selasa, 07 Januari 2014

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen peserta didik sangat dibutuhkan keberadaannya, karena peserta diidk merupakan subjek sekaligus objek dalam proses trnsformasi ilmu dan keterampilan. Manajemmen peserta didik merupakan penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan deengan peserta didik, mulai dari masuk sampai keluar dari suatu sekolah.
Menurut Suharsami Arikunto (1986: 12) bahwa peserta didik adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan. Menurut UU Sisdiknas bahwa peserta didik addalah anggota masyarakat yang berusahauntuk mengenmbangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang tersedia dalam jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Jadi bias diartikan bahwa peserta didik adalah seorang yang terdaftar dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis lembaga tertentu, yang selalu ingin mengembangkan potensi dirinya, baik pada asspek akademik maupun non akademik melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan.
Manajemen peserta didik bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah lancar, tertib dan tertib. Ada tiga jenis tugas dari manejemen pendidikan untuk mencapai tujuan tersebut, yakni penerimaan, kegiatan kemajuan belajar serta bimbingan dan pembinaan disiplin.
Dalam makalah ini akan di bahas mengenai manajemen peserta didik yang meliputi beberapa kegiatan, yaitu:
  1. Penerimaan peserta didik
  2. Penegelompokkan peserta didik
  3. Pembinaan peserta didik







BAB II
PEMBAHASAN

  1. Penerimaan Peserta Didik Baru
Penerimaan peserta didik baru sebenarnya salah satu kegiatan manajemen peserta didik yang sangat penting. Penerimaan peserta didik baru merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah, karena peristiwa ini merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas suatu sekolah. Kesalahan dalam penerimaan peserta didik baru dapat menentukan sukses atau tidaknya usaha pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Penerimaan peserta didik bukanlah hal yang ringan maka menjelang tahun ajaran baru proses penerimaan peserta didik baru harus sudah selesai.
  1. Kebijakan Penerimaan Peserta Didik
Kebijakan operasional penerimaan peserta didik baru, memuat aturan mengenai jumlah peserta didik yang dapat diterima di suatu sekolah. Memuat juga sistem pendaftaran dan seleksi atau penyaringan yang akan dilakukan untuk peserta didik.
Kebijaksanaan penerimaan peserta didik ini dibuat berdasarkan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Agar mendapatkan calon peserta didik sebagaimana yang diinginkan/diidealkan.
  1. Sistem Penerimaan Peserta Didik
Sistem yang dimaksudkan di sini lebih menunjuk kepada cara. Berarti, sistem penerimaan peserta didik adalah cara penerimaan peserta didik baru.
Ada dua macam sistem penerimaan peserta didik baru. Pertama, dengan menggunakan sistem promosi, yang kedua menggunakan sistem seleksi.
Sistem promosi adalah penerimaan peserta didik, yang sebelumnya tanpa menggunakan seleksi. Mereka yang mendaftar sebagai peserta didik di suatu sekolah, diterima begitu saja. Karena itu, mereka yang mendaftar menjadi peserta didik, tidak ada yang ditolak. Sistem ini berlaku di sekolah yang pendaftarnya kurang dari daya tampung yang ditentukan.
Sistem seleksi dapat digolongkan menjadi tiga macam. Pertama, seleksi berdasarkan DANEM (Daftar Nilai Ebta Murni). Kedua, berdasarkan Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). Ketiga, berdasarkan hasil tes masuk.
  1. Kriteria Penerimaan Peserta Didik Baru
Kriteria adalah patokan-patokan yang menentukan bisa atau tidaknya seseorang untuk diterima sebagi peserta didik. Ada tiga macam kriteria penerimaan peserta didik. Pertama, kriteria acuan patokan artinya sekolah membuat patokan bagi calon peserta didik, konsekuensinya jika semua calon memenuhi kriteria maka harus diterima semua. Kedua, kriteria acuan norma artinya berdasarkan prestasi keseluruhan peserta didik. Keseluruhan peserta didik dijumlah kemudian dicari rata-ratanya. Ketiga, kriteria berdasarkan daya tampung sekolah
  1. Prosedur Penerimaan Peserta Didik Baru
Penerimaan peserta didik termasuk salah satu aktivitas penting dalam manajemen peserta didik. Sebab aktivitas penerimaan ini menentukan seberapa kualitas input yang dapat diterima oleh sekolah tersebut.
Prosedur penerimaan peserta didik baru adalah pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru, rapat penentuan peserta didik baru, pemasangan/pengiriman pengumuman, pendaftaran peserta didik baru, seleksi, penentuan peserta didik yang diterima, pengumuman peserta didik yang diterima dan registrasi peserta didik yang diterima.
  1. Problema Penerimaan Peserta Didik Baru
Ada banyak problem penerimaan peserta didik baru yang harus dipecahkan. Pertama, adanya peserta didik yang hasil nilai tesnya, jumlah danem dan kecakapannya sama, dan mereka sama-sama berada pada batas bawah penerimaan. Guna menentukan peserta didik mana yang diterima tidaklah mudah. Kedua, adanya calon peserta didik yang kemampuannya masih kalah dibandingkan dengan yang lainnya, sementara yang bersangkutan mendapatkan nota dari pejabat tertentu yang mempunyai kekuasaan tinggi di daerah mana sekolah tersebut berada. Ketiga, terbatasnya daya tampung dan prasarana sarana sekolah, sementara di daerah tersebut banyak calon peserta didik yang mempunyai kecakapan tinggi.
Problema tersebut haruslah dapat dipecahkan dengan baik dan bijaksana oleh kepala sekolah bersama dengan aparat sekolah lainnya.1

  1. URGENSI PENGELOMPOKAN
Pengelompokan atau lazim dikenal dengan grouping didasarkan atas pandangan bahwa disamping peserta didik tersebut mempunyai persamaan juga mempunyai perbedaan. Jika perbedaaan antara peserta didik satu dengan yang lain dicermati lebih mendalam, maka akan didapati perbedaan antara individu dan intraindividu. Perbedaan yang pertama berkenaan dengan berbedanya peserta didik satu dengan yang lain dalam kelas, dan yang kedua berkenaan dengan berbedanya kemampuan masing-masing peserta didik dalam berbagai mata pelajaran atau bidang study.
Alasan pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas, bahwa peserta didik secara terus menerus tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik satu dengan yang lain berbeda. Agar perkembangan peserta didik yang cepat tidak menggangu peserta didik yang lambat dan sebaliknya maka dilakukanlah pengelompokan tersebut.

  1. Wacana Pengelompokan
Pengelompokan atau grouping adalah pengelompokan peserta didik berdasarkan karakteristik-karakteristiknya. Karakteristik demikian perlu digolongkan, agar mereka berada dalam kondisi yang sama. Adanya kondisi yang sama ini memudahkan pemberian layanan yang sama.
Sebagai mana diatas bahwa pengelompokan bukan dimaksud untuk mengkotak-kotakan peserta didik, melainkan bemaksud untuk membantu mereka agar dapat berkembang seoptimal mungkin.
Dengan adanya pengelompokan peserta didik, akan mempermudah guru dalam mengetahui kemampuan peserta didik. Sebab , tidak jarang peserta didik dalam kelas berada dalam keadaan heterogen.
Adapun alat ukur yang lazim dipergunakan untuk membedakan peserta didik adalah tes. Dalam hal ini banyak tes yang digunakan untuk membedakan peserta didik. Salah satunya tes kemampuan umum seperti tes kemampuan umum verbal dan numerical, yang dapat digunakan untuk membedakan kemampuan umum peserta didik.
  1. Jenis-jenis pengelompokan
Ada banyak jenis pengelompokan peserta didik yang dikemukakan oleh para ahli. Mitchun (1960) mengemukakan dua jenis pengelompokan peserta didik. Yang pertama ability grouping yaitu pengelompokan berdasarkan kemampuan didalam setting sekolah. Yang kedua sub grouping with in the class yaitu pengelompokan dalam setting kelas. Pengelompokan dalam setting sekolah yaitu pengelompokan yang didasarkan atas kemampuan peserta didik . sedangkan pengelompokan dalam setting kelas yaitu pengelompokan dimana peserta didik dalam kelas dibagi lagi dalam kelompok kecil. Kelompok kecil pada masing-masing kelas dibentuk berdasaran karakteristik individu, ada beberapa macam kelompok kecil dalam kelas yaitu
  1. Pengelompokan berdasarkan minat (Interest Grouping)
  2. Pengelompokan berdasarkan kebutuhan khusus (Special Need Grouping)
  3. Pengelompokan beregu (Team Grouing)
  4. Pengelompokan tutorial (Tutorial Grouping )
  5. Pengelompokan penelitian ( Research Grouping )
  6. Pengelompokan kelas utuh (full-class Grouping )
  7. Pengelompokan Kombinasi (Combined class Grouping )
Menurut Regan (1996), ada 7 macam pengelompokan atau grouping yang didasarkan atas realitas pendidikan di sekolah dasar. Ketujuh pengelompokan tersebut adalah :
  1. SD tanpa tingkat (The Non Grade Elementary School)
  2. Pengelompokan kelas rangkap (Multi-Grade and Multi-Age Grouping)
  3. Pengelompokan kemajuan rangkap (The Dual Progress Plan Grouping)
  4. Penempatan sekelompok siswa pada seorang guru (Self-Contained Classroom)
  5. Pemelajaran beregu (Team Teaching)
  6. Departementalisasi
  7. Pengelompokan berdasarkan kemampuan (Ability Grouping)

Prof. Dr. Sapartinah Pakasi, melalui eksperimentasi di Sekolah Dasar Laboratorium IKIP Malang (kini Universitas Negeri Malang), mengelompokkan peserta didiknya berdasarkan prestasi belajarnya di kelas yang dinamai dengan achievement grouping. Ada tiga macam pengelompokan yang didasarkan atas achievement grouping, yaitu:
  1. Kelompok untuk peserta didik yang cepat berpikir
  2. Kelompok untuk peserta didik yang sedang
  3. Kelompok untuk peserta didik yang lambat belajar

Yeager (1945) mengemukakan bahwa pengelompokan dapat didasarkan atas fungsi perencanaan dan perbedaan. Pengelompokan menurut fungsi integrasi adalah pengelompokan yang didasarkan kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik, meliputi yang didasarkan atas umur, jenis kelamin dan sebagainya. Pengelompokan ini melahirkan pembelajaran yang bersifat klasikal.
Pengelompokan yang didasarkan atas fungsi perbedaan adalah yang diaksentuasikan pada perbedaan peserta didik. Melahirkan pembelajaran individual.
Hendyat Soetopo (1982) mengemukakan lima dasar pengelompokan peserta didik, yaitu:
  1. Pengelompokan berdasarkan kesukaan memilih teman (Friendship Grouping)
  2. Pengelompokan berdasarkan prestasi (Achievement Grouping)
  3. Pengelompokan berdasarkan bakat (Aptitude Grouping)
  4. Pengelompokan berdasarkan minat (Attention or Interest Grouping)
  5. Pengelompokan berdasarkan kecerdasan (Intelegence Grouping)

  1. Pengelompokan dan Penjurusan
Penjurusan sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan pengelompokan. Sebab, penjurusan sebenarnya didasarkan atas karakteristik yang ada pada peserta didik. Hanya saja penjurusan lebih diorientasikan pada tujuan dan prospektif peserta didik setelah lulus. 2

  1. Pembinaan Peserta Didik
Pembinaan merupakan salah satu langkah dalam manajemen peserta didik. Pembinaan tersebut meliputi layanan-layanan khusus yang menunjang manajemen peserta didik, yaitu :
  1. Layanan Bimbingan Konseling
Fungsi bimbingan adalah membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah selanjutnya, memilih program, lapangan pekerjaan sesuai bakat, minat dan kemampuan.selain itu BK juga dapat membaantu guru dalam menyesuaikan program pengajaran yang disesuaikan dengan bakat minat siswa untuk perrkembanagan optimal.
  1. Layanan Perpustakaan
Keberadaan perpustakaan sangatlah penting karena perpustakaan dipandang sebagai kunci alam pembelajaran sisawa di sekolah. Bagi siswa perpustakaan dapat menjadi penyedia bahan pustaka yang memperkarya dan mempeerluas cakrawala pengetahuan, meningkatkan keterampilan siswa, membantu siswa dalam memgadakan penelitian, memperdalam pengetahuannya berkaitan dengan subjek yang diminati, serta meningkatkan minat baca siswa dengan adanya bimbingan membaca dan sebagainya.
  1. Layanan Kantin
Dengan adanya kantin guru dapat mengontrol dan berkonsultasi dengan penjaga kantin dalam menyediakan makanan yang sehat, higenis dan bergizi. Selain itu siswa juga tidak akan berkeliaran di luar sekolah.
  1. Layanan Kesehatan
Layanan kesehatandi sekolah biasanya bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Sasaran utama UKS untuk meningkatkan atau membina kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya. Program UKS adalah: (1) mencapai lingkungan hidup yang sehat; (2) pendidikan kesehatan; (3) pemeliharaan kesehatan di sekolah.
  1. Layanan Transportasi
Sarana transport bagi peserta didik adalah sebagai penunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar, biasanya layanan transport diperlukan bagi peserta didik di tingkat prasekolah dan pendidikan dasar.
  1. Layanan Asrama
Bagi siswa layanan asrama sanagt berguna untuk mereka yang jauh dari keluarga sehingga membutuhkan tempat tinggal yang nyaman untuk istirahat. Bisanya yang yang mengadakan asrama di tingkat sekolah menengah dan perguruan tinggi.
BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Dalam penerimaan peserta didik baru ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
  1. Kebijakan Penerimaan Peserta Didik
  2. Sistem Penerimaan Peserta Didik
  3. Kriteria Penerimaan Peserta Didik Baru
  4. Prosedur Penerimaan Peserta Didik Baru
  5. Problema Penerimaan Peserta Didik Baru
Pengelompokan atau lazim dikenal dengan grouping didasarkan atas pandangan bahwa disamping peserta didik tersebut mempunyai persamaan juga mempunyai perbedaan. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan pengelompokan yaitu :
  1. Wacana Pengelompokan
  2. Jenis-jenis pengelompokan
Pembinaan merupakan salah satu langkah dalam manajemen peserta didik. Pembinaan tersebut meliputi layanan-layanan khusus yang menunjang manajemen peserta didik, yaitu :
  1. Layanan Bimbingan Konseling
  2. Layanan Perpustakaan
  3. Layanan Kantin
  4. Layanan Kesehatan
  5. Layanan Transportasi
  6. Layanan Asrama
  1. Saran
Setelah memahami Makalah Manajemen pendidikan yang membahas tentang Manajemen peserta didik, maka perlu disarankan agar para pembaca dapat membenarkan teori-teori yang dirasa menyimpang yang terdapat di dalam makalah ini serta para pembaca juga dapat mengembangkan makalah ini agar menjadi suatu pembahasan Manajemen pendidikan peserta didik yang komplit.

Daftar Pustaka

Imron, Ali, M.Pd., M.Si., Prof. Dr. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Tim dosen AP. 2001. Manajemen pendidikan. Yogyakarta : UNY Press
Arikunto ,Suharsimi Prof, Dr. 2008. Manajemen pedidikan. Yogyakarta : Aditya Media

1 Imron, Ali, M.Pd., M.Si., Prof., Dr. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

2 ibid

0 komentar:

Posting Komentar