MANAJEMEN PESERTA DIDIK
BAB
I
PENDAHULUAN
Manajemen
peserta didik sangat dibutuhkan keberadaannya, karena peserta diidk
merupakan subjek sekaligus objek dalam proses trnsformasi ilmu dan
keterampilan. Manajemmen peserta didik merupakan penataan dan
pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan deengan peserta didik,
mulai dari masuk sampai keluar dari suatu sekolah.
Menurut
Suharsami Arikunto (1986: 12) bahwa peserta didik adalah siapa saja
yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan.
Menurut UU Sisdiknas bahwa peserta didik addalah anggota masyarakat
yang berusahauntuk mengenmbangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran yang tersedia dalam jalur, jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Jadi bias diartikan bahwa peserta didik adalah seorang yang
terdaftar dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis lembaga tertentu,
yang selalu ingin mengembangkan potensi dirinya, baik pada asspek
akademik maupun non akademik melalui proses pembelajaran yang
diselenggarakan.
Manajemen
peserta didik bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang
kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah lancar, tertib dan
tertib. Ada tiga jenis tugas dari manejemen pendidikan untuk mencapai
tujuan tersebut, yakni penerimaan, kegiatan kemajuan belajar serta
bimbingan dan pembinaan disiplin.
Dalam
makalah ini akan di bahas mengenai manajemen peserta didik yang
meliputi beberapa kegiatan, yaitu:
- Penerimaan peserta didik
- Penegelompokkan peserta didik
- Pembinaan peserta didik
BAB II
PEMBAHASAN
- Penerimaan Peserta Didik Baru
Penerimaan peserta
didik baru sebenarnya salah satu kegiatan manajemen peserta didik
yang sangat penting. Penerimaan peserta didik baru merupakan
peristiwa penting bagi suatu sekolah, karena peristiwa ini merupakan
titik awal yang menentukan kelancaran tugas suatu sekolah. Kesalahan
dalam penerimaan peserta didik baru dapat menentukan sukses atau
tidaknya usaha pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Penerimaan
peserta didik bukanlah hal yang ringan maka menjelang tahun ajaran
baru proses penerimaan peserta didik baru harus sudah selesai.
- Kebijakan Penerimaan Peserta Didik
Kebijakan
operasional penerimaan peserta didik baru, memuat aturan mengenai
jumlah peserta didik yang dapat diterima di suatu sekolah. Memuat
juga sistem pendaftaran dan seleksi atau penyaringan yang akan
dilakukan untuk peserta didik.
Kebijaksanaan
penerimaan peserta didik ini dibuat berdasarkan petunjuk-petunjuk
yang diberikan oleh dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Agar mendapatkan
calon peserta didik sebagaimana yang diinginkan/diidealkan.
- Sistem Penerimaan Peserta Didik
Sistem yang
dimaksudkan di sini lebih menunjuk kepada cara. Berarti, sistem
penerimaan peserta didik adalah cara penerimaan peserta didik baru.
Ada dua macam sistem
penerimaan peserta didik baru. Pertama, dengan menggunakan sistem
promosi, yang kedua menggunakan sistem seleksi.
Sistem promosi
adalah penerimaan peserta didik, yang sebelumnya tanpa menggunakan
seleksi. Mereka yang mendaftar sebagai peserta didik di suatu
sekolah, diterima begitu saja. Karena itu, mereka yang mendaftar
menjadi peserta didik, tidak ada yang ditolak. Sistem ini berlaku di
sekolah yang pendaftarnya kurang dari daya tampung yang ditentukan.
Sistem seleksi dapat
digolongkan menjadi tiga macam. Pertama, seleksi berdasarkan DANEM
(Daftar Nilai Ebta Murni). Kedua, berdasarkan Penelusuran Minat dan
Kemampuan (PMDK). Ketiga, berdasarkan hasil tes masuk.
- Kriteria Penerimaan Peserta Didik Baru
Kriteria adalah
patokan-patokan yang menentukan bisa atau tidaknya seseorang untuk
diterima sebagi peserta didik. Ada tiga macam kriteria penerimaan
peserta didik. Pertama, kriteria acuan patokan artinya sekolah
membuat patokan bagi calon peserta didik, konsekuensinya jika semua
calon memenuhi kriteria maka harus diterima semua. Kedua, kriteria
acuan norma artinya berdasarkan prestasi keseluruhan peserta didik.
Keseluruhan peserta didik dijumlah kemudian dicari rata-ratanya.
Ketiga, kriteria berdasarkan daya tampung sekolah
- Prosedur Penerimaan Peserta Didik Baru
Penerimaan peserta
didik termasuk salah satu aktivitas penting dalam manajemen peserta
didik. Sebab aktivitas penerimaan ini menentukan seberapa kualitas
input yang dapat diterima oleh sekolah tersebut.
Prosedur penerimaan
peserta didik baru adalah pembentukan panitia penerimaan peserta
didik baru, rapat penentuan peserta didik baru, pemasangan/pengiriman
pengumuman, pendaftaran peserta didik baru, seleksi, penentuan
peserta didik yang diterima, pengumuman peserta didik yang diterima
dan registrasi peserta didik yang diterima.
- Problema Penerimaan Peserta Didik Baru
Ada banyak problem
penerimaan peserta didik baru yang harus dipecahkan. Pertama, adanya
peserta didik yang hasil nilai tesnya, jumlah danem dan kecakapannya
sama, dan mereka sama-sama berada pada batas bawah penerimaan. Guna
menentukan peserta didik mana yang diterima tidaklah mudah. Kedua,
adanya calon peserta didik yang kemampuannya masih kalah dibandingkan
dengan yang lainnya, sementara yang bersangkutan mendapatkan nota
dari pejabat tertentu yang mempunyai kekuasaan tinggi di daerah mana
sekolah tersebut berada. Ketiga, terbatasnya daya tampung dan
prasarana sarana sekolah, sementara di daerah tersebut banyak calon
peserta didik yang mempunyai kecakapan tinggi.
Problema tersebut
haruslah dapat dipecahkan dengan baik dan bijaksana oleh kepala
sekolah bersama dengan aparat sekolah lainnya.1
- URGENSI PENGELOMPOKAN
Pengelompokan atau
lazim dikenal dengan grouping didasarkan atas pandangan bahwa
disamping peserta didik tersebut mempunyai persamaan juga mempunyai
perbedaan. Jika perbedaaan antara peserta didik satu dengan yang lain
dicermati lebih mendalam, maka akan didapati perbedaan antara
individu dan intraindividu. Perbedaan yang pertama berkenaan dengan
berbedanya peserta didik satu dengan yang lain dalam kelas, dan yang
kedua berkenaan dengan berbedanya kemampuan masing-masing peserta
didik dalam berbagai mata pelajaran atau bidang study.
Alasan pengelompokan
peserta didik juga didasarkan atas realitas, bahwa peserta didik
secara terus menerus tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik satu dengan yang lain berbeda. Agar
perkembangan peserta didik yang cepat tidak menggangu peserta didik
yang lambat dan sebaliknya maka dilakukanlah pengelompokan tersebut.
- Wacana Pengelompokan
Pengelompokan atau
grouping adalah pengelompokan peserta didik berdasarkan
karakteristik-karakteristiknya. Karakteristik demikian perlu
digolongkan, agar mereka berada dalam kondisi yang sama. Adanya
kondisi yang sama ini memudahkan pemberian layanan yang sama.
Sebagai mana diatas
bahwa pengelompokan bukan dimaksud untuk mengkotak-kotakan peserta
didik, melainkan bemaksud untuk membantu mereka agar dapat berkembang
seoptimal mungkin.
Dengan adanya
pengelompokan peserta didik, akan mempermudah guru dalam mengetahui
kemampuan peserta didik. Sebab , tidak jarang peserta didik dalam
kelas berada dalam keadaan heterogen.
Adapun alat ukur
yang lazim dipergunakan untuk membedakan peserta didik adalah tes.
Dalam hal ini banyak tes yang digunakan untuk membedakan peserta
didik. Salah satunya tes kemampuan umum seperti tes kemampuan umum
verbal dan numerical, yang dapat digunakan untuk membedakan kemampuan
umum peserta didik.
- Jenis-jenis pengelompokan
Ada
banyak jenis pengelompokan peserta didik yang dikemukakan oleh para
ahli. Mitchun (1960) mengemukakan dua jenis pengelompokan peserta
didik. Yang pertama ability
grouping yaitu
pengelompokan berdasarkan kemampuan didalam setting
sekolah. Yang kedua sub
grouping with in the class
yaitu pengelompokan dalam setting kelas. Pengelompokan dalam setting
sekolah yaitu pengelompokan yang didasarkan atas kemampuan peserta
didik . sedangkan pengelompokan dalam setting kelas yaitu
pengelompokan dimana peserta didik dalam kelas dibagi lagi dalam
kelompok kecil. Kelompok kecil pada masing-masing kelas dibentuk
berdasaran karakteristik individu, ada beberapa macam kelompok kecil
dalam kelas yaitu
- Pengelompokan berdasarkan minat (Interest Grouping)
- Pengelompokan berdasarkan kebutuhan khusus (Special Need Grouping)
- Pengelompokan beregu (Team Grouing)
- Pengelompokan tutorial (Tutorial Grouping )
- Pengelompokan penelitian ( Research Grouping )
- Pengelompokan kelas utuh (full-class Grouping )
- Pengelompokan Kombinasi (Combined class Grouping )
Menurut Regan
(1996), ada 7 macam pengelompokan atau grouping yang didasarkan atas
realitas pendidikan di sekolah dasar. Ketujuh pengelompokan tersebut
adalah :
- SD tanpa tingkat (The Non Grade Elementary School)
- Pengelompokan kelas rangkap (Multi-Grade and Multi-Age Grouping)
- Pengelompokan kemajuan rangkap (The Dual Progress Plan Grouping)
- Penempatan sekelompok siswa pada seorang guru (Self-Contained Classroom)
- Pemelajaran beregu (Team Teaching)
- Departementalisasi
- Pengelompokan berdasarkan kemampuan (Ability Grouping)
Prof.
Dr. Sapartinah Pakasi, melalui eksperimentasi di Sekolah Dasar
Laboratorium IKIP Malang (kini Universitas Negeri Malang),
mengelompokkan peserta didiknya berdasarkan prestasi belajarnya di
kelas yang dinamai dengan achievement
grouping.
Ada tiga macam pengelompokan yang didasarkan atas achievement
grouping, yaitu:
- Kelompok untuk peserta didik yang cepat berpikir
- Kelompok untuk peserta didik yang sedang
- Kelompok untuk peserta didik yang lambat belajar
Yeager (1945)
mengemukakan bahwa pengelompokan dapat didasarkan atas fungsi
perencanaan dan perbedaan. Pengelompokan menurut fungsi integrasi
adalah pengelompokan yang didasarkan kesamaan-kesamaan yang ada pada
peserta didik, meliputi yang didasarkan atas umur, jenis kelamin dan
sebagainya. Pengelompokan ini melahirkan pembelajaran yang bersifat
klasikal.
Pengelompokan yang
didasarkan atas fungsi perbedaan adalah yang diaksentuasikan pada
perbedaan peserta didik. Melahirkan pembelajaran individual.
Hendyat Soetopo
(1982) mengemukakan lima dasar pengelompokan peserta didik, yaitu:
- Pengelompokan berdasarkan kesukaan memilih teman (Friendship Grouping)
- Pengelompokan berdasarkan prestasi (Achievement Grouping)
- Pengelompokan berdasarkan bakat (Aptitude Grouping)
- Pengelompokan berdasarkan minat (Attention or Interest Grouping)
- Pengelompokan berdasarkan kecerdasan (Intelegence Grouping)
- Pengelompokan dan Penjurusan
Penjurusan
sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan pengelompokan. Sebab,
penjurusan sebenarnya didasarkan atas karakteristik yang ada pada
peserta didik. Hanya saja penjurusan lebih diorientasikan pada tujuan
dan prospektif peserta didik setelah lulus. 2
- Pembinaan Peserta Didik
Pembinaan merupakan
salah satu langkah dalam manajemen peserta didik. Pembinaan tersebut
meliputi layanan-layanan khusus yang menunjang manajemen peserta
didik, yaitu :
- Layanan Bimbingan Konseling
Fungsi bimbingan
adalah membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah
selanjutnya, memilih program, lapangan pekerjaan sesuai bakat, minat
dan kemampuan.selain itu BK juga dapat membaantu guru dalam
menyesuaikan program pengajaran yang disesuaikan dengan bakat minat
siswa untuk perrkembanagan optimal.
- Layanan Perpustakaan
Keberadaan
perpustakaan sangatlah penting karena perpustakaan dipandang sebagai
kunci alam pembelajaran sisawa di sekolah. Bagi siswa perpustakaan
dapat menjadi penyedia bahan pustaka yang memperkarya dan mempeerluas
cakrawala pengetahuan, meningkatkan keterampilan siswa, membantu
siswa dalam memgadakan penelitian, memperdalam pengetahuannya
berkaitan dengan subjek yang diminati, serta meningkatkan minat baca
siswa dengan adanya bimbingan membaca dan sebagainya.
- Layanan Kantin
Dengan adanya kantin
guru dapat mengontrol dan berkonsultasi dengan penjaga kantin dalam
menyediakan makanan yang sehat, higenis dan bergizi. Selain itu siswa
juga tidak akan berkeliaran di luar sekolah.
- Layanan Kesehatan
Layanan kesehatandi
sekolah biasanya bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Sasaran utama
UKS untuk meningkatkan atau membina kesehatan siswa dan lingkungan
hidupnya. Program UKS adalah: (1) mencapai lingkungan hidup yang
sehat; (2) pendidikan kesehatan; (3) pemeliharaan kesehatan di
sekolah.
- Layanan Transportasi
Sarana transport
bagi peserta didik adalah sebagai penunjang untuk kelancaran proses
belajar mengajar, biasanya layanan transport diperlukan bagi peserta
didik di tingkat prasekolah dan pendidikan dasar.
- Layanan Asrama
Bagi siswa layanan
asrama sanagt berguna untuk mereka yang jauh dari keluarga sehingga
membutuhkan tempat tinggal yang nyaman untuk istirahat. Bisanya yang
yang mengadakan asrama di tingkat sekolah menengah dan perguruan
tinggi.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Dalam penerimaan
peserta didik baru ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain :
- Kebijakan Penerimaan Peserta Didik
- Sistem Penerimaan Peserta Didik
- Kriteria Penerimaan Peserta Didik Baru
- Prosedur Penerimaan Peserta Didik Baru
- Problema Penerimaan Peserta Didik Baru
Pengelompokan atau lazim dikenal
dengan grouping didasarkan atas pandangan bahwa disamping peserta
didik tersebut mempunyai persamaan juga mempunyai perbedaan. Ada
beberapa hal yang berkaitan dengan pengelompokan yaitu :
- Wacana Pengelompokan
- Jenis-jenis pengelompokan
Pembinaan merupakan
salah satu langkah dalam manajemen peserta didik. Pembinaan tersebut
meliputi layanan-layanan khusus yang menunjang manajemen peserta
didik, yaitu :
- Layanan Bimbingan Konseling
- Layanan Perpustakaan
- Layanan Kantin
- Layanan Kesehatan
- Layanan Transportasi
- Layanan Asrama
- Saran
Setelah memahami
Makalah Manajemen
pendidikan
yang membahas tentang Manajemen
peserta didik,
maka perlu disarankan agar para pembaca dapat membenarkan teori-teori
yang dirasa menyimpang yang terdapat di dalam makalah ini serta para
pembaca juga dapat mengembangkan makalah ini agar menjadi suatu
pembahasan Manajemen
pendidikan peserta didik
yang komplit.
Daftar Pustaka
Imron,
Ali, M.Pd., M.Si., Prof. Dr. 2011.
Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah.
Jakarta: Bumi Aksara
Tim
dosen AP. 2001.
Manajemen pendidikan. Yogyakarta
: UNY Press
Arikunto
,Suharsimi Prof, Dr. 2008. Manajemen
pedidikan.
Yogyakarta : Aditya Media
1
Imron, Ali, M.Pd., M.Si., Prof., Dr. 2011. Manajemen Peserta
Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
2
ibid
0 komentar:
Posting Komentar