Selasa, 07 Januari 2014

manajemen hubunghan sekolah dengan masyarakat

MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT

PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Banyak orang mengartikan hubungan kerja sama antara sekolah dan masyarakat itu dalam pengertian sempit. Artinya, hubungan kerja sama itu hanya dimaknai dalam hal mendidik anak belaka. Dengan demikian, konteksnya hanya berkisar pada tataran hubungan antara orangtua dan guru-guru di sekolah yang telah bersama-sama mendidik anaknya. Padahal, Hubungan Masyarakat (humas) merupakan suatu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, goodwill, kepercayaan, dan penghargaan dari public sesuatu badan khususnya dan masyarakat umumnya. Dengan makna yang luas tersebut, hubungan antara sekolah dan masyarakat merupakan suatu langkah konkret dalam menyebarluaskan pemahaman yang sebaik-baiknya di kalangan masyarakat luas mengenai tugas-tugas dan fungsi yang diemban organisasi kerja tersebut.
Apalagi pendidikan yang merupakan wilayah kerja sekolah menjadi tanggung jawab bersama antara tiga elemen, yaitu orangtua, masyarakat, dan pemerintah. Hal ini dikuatkan secara eksplisit dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu pasal 7,8,9,10 dan 11 tentang Hak dan Kewajiban orangtua, masyarakat, dan pemerintah terhadap pendidikan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.


  1. Rumuan Masalah
  1. Apa pengertian dari manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat?
  2. Apa tujuan dari hubungan sekolah dengan masyarakat?
  3. Apa saja jenis-janis hubungan sekolah dengan masyarakat?
  4. Apa saja bentuk-bentuk hubungan sekolah dengan masyarakat?
  5. Apa saja media hubungan masyarakat?
  6. Apa fungsi dari hubungan sekolah dengan masyarakat?
  1. Tujuan
  1. Untuk mengetahui pengertian manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.
  2. Untuk mengetahui tujuan dari hubungan sekolah dengan masyarakat.
  3. Untuk mengetahui jenis-jenis hubungan sekolah dengan masyarakat.
  4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk hubungan sekolah dengan masyarakat.
  5. Untuk mengetahui media hubungan sekolah dengan masyarakat.
  6. Untuk mengetahui fungsi manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.

















BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Menurut kamus terbitan Institute of Public Relation (IPR), “Humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”. Adapun menurut Sondang P.Siagian, “Humas adalah seluruh kegiatan yang dijalankan suatu organisasi terhadap pihak-pihak lain dalam rangka pembinaan pengertian dan memperoleh dukungan pihak lain itu demi tercapainya tujuan organisasi dengan sebaik-baiknya”.1
Hubungan sekolah dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dan masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dari karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah.
Menurut Wahjosumidjo manajemen humas adalah suatu proses pengembagan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat yang bertujuan memungkinkan orang tua dan warga wilayah berpartisipasi aktif dan penuh arti di dalam kegiatan pendidikan di sekolah.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat adalah segala penataan yang berkaitan dengan kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat dimaksudkan untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Masyarakat dalam konteks ini mencakup orang-orang tua murid, badan/lembaga pemerintah/swasta, masyarakat pada umumnya yang berada disekitar sekolah dan/atau yang terkait dengan sekolah. Masyarakat sebenarnya merupakan laboratorium pendidikan yang tidak ternilai harganya baik dalam rangka mengembangkan pengetahuan, sikap/nilai maupun keterampilan. Oleh karena itu kehidupan sekolah harus sinkron dan terpadu dengan kehidupan masyarakat. Kedua-duanya dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan.
Di samping hal tersebut ada beberapa alasan yang melandasi pentingnya adanya kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu:
  1. Sebagai sarana sekolah untuk mengenalkan diri kepada masyarakat luas tentang apa yang sedang dan akan dikerjakan.
  2. Sebagai alat untuk menyebarkan gagasan kepada orang lain.
  3. Sebagai sarana untuk memperoleh bantuan dari masyarakat.
  4. Untuk sarana membuka diri agar memperoleh kritik dan saran.
  5. Memenuhi keingintahuan manusia dalam rangka naluri untuk selalu mengembangkan diri.
Hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya bersifat alami dan tidak dibuat-buat, ada timbal balik, suka rela, berkelanjutan dan konstruktif kreatif. Selanjutnya misi hubungan hendaknya lebih meningkatkan keserasian kehidupan di sekolah dengan di masyarakat sehingga kehidupan di sekolah tidak terasing dari kehidupan di masyarakat (Depdikbud, 1994:50).
B. Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Menurut Elsbree dan McNally, tujuan pokok hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu : 2
  1. Mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak
Makin majunya konsep-konsep pendidikan menunjukkan kepada para pendidik, terutama guru-guru di sekolah, agar pendidikan dan pengajaran tidak lagi berpusat pada buku, tetapi berorientasi pada kebutuhan kehidupan di dalam masyarakat.

  1. Meningkatkan tujuan dan mutu kehidupan masyarakat
Di dalam masyarakat yang demokratis, sekolah seharusnya dapat menjadikan dirinya sebagai pelopor dan pusat perkembangan bagi perubahan-perubahan masyarakat di dalam bidang-bidang kehidupan ekonomi, kebudayaan, teknologi, dan sebagainya, ketingkat yang lebih tinggi. Jadi dalam hal ini, sekolah harus memelopori bagaimana dan kemana masyarakat itu harus di kembangkan.
  1. Mengembangkan pengertian, antusiasme, dan partisipasi masyarakat
Hal tersebut penting, apalagi bagi masyarakat Indonesia yang pada umumnya masih belum bagitu menyadari bahwa tugas dan tanggungjawab pendidikan anak-anak adalah juga tugas dan tanggungjawab masyarakat di samping sekolah dan pemerintah. Seperti pernah dikemukakan oleh Menteri P dan K Mashuri, S.H. sebagai berikut :
sekolah itu hendaknya merupakan bagian integral dari masyarakat sekitarnya. Sesuai dengan azas pendidikan seumur hidup, sekolah itu hendaknya mempunyai dwifungsi: mampu memberikan pendidikan formal dan juga pendidikan informal, baik untuk para pemuda maupun untuk orang dewasa pria wanita”.
Dalam hubungannya dengan antusiasme dan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan, Menteri P dan K pernah pula mengusulkan dalam salah satutulisannya, yaitu : “azas pendidikan nasional Indonesia ialah pendidikans epanjang umur hidup manusia, dari sejak lahir sampai meninggal, bagai semua jenis kelamin, umur, golongan, dan keyakinan”.




C. Jenis-Jenis Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Menurut M.Ngalim Purwanto, hubungan kerjasama antara sekolah dan masyarakat digolongkan menjadi tiga jenis: 3
  1. Hubungan Edukatif
Hubungan edukatif adalah hubungan kerjasama antara sekolah dan masyarakat dalam hal mendidik siswa, antara guru dan orangtua di dalam keluarga. Hubungan ini bertujuan agar tidak terjadi perbedaan prinsip yang dapat mengakibatkan keraguan pendirian dan sikap pada peserta didik. Juga termasuk kerjasama dalam berusaha memenuhi fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk belajar di sekolh maupun di rumah, dalam memecahkan masalah-masalah yang menyangkut kesulitan belajar maupun kenakalan remaja.
Kerjasama tersebut dapat direalisasikan dengan mengadakan pertemuan yang direncanakan secara periodik antara guru-guru di sekolah dan orangtua peserta didik sebagai anggota komite sekolah dan juga dapat dilakukan dengan melakukan kunjungan ke ruah orangtua peserta didik di luarwaktu sekolah.
  1. Hubungan Kultural
Hubungan kultural adalah hubungan kerjasama antara sekolah dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada. Bahkan, yang diharapkan adalah hendaknya sekolah dapat menjadi titik pusat dan sumber tempat terpancarnya norma-norma kehidupan yang baik bagi kemajuan masyarakat yang selalu berubah dan berkembang maju. Jadi, tidaklah salah bila sekolah dijadikan barometer bagi maju mundurnya kehidupan beragama,cara berpikir,kesenian, kebudayan, dan berbagai hal yang terjadi dalam masyarakat. Untuk itu diperlukan hubungan kerja sama antara kehidupan di sekolah dan kehidupan dalam masyarakat. Kegiatan kurikulum sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan masyarakat. Demikian pula tentang pemilihan bahan pengajaran dan metode-metode pengajarannya.
Untuk merealisasikan kerjasama ini, sekolah harus mengerahkan peserta didik untuk membantu kegiatan-kegiatan sosial yang diperlukan oleh masyarakat, misalnya bergotong royong memperbaiki fasilitas umum seperti memperbaiki jalan, memperbaiki pengairan sawah dan bersama-sama menyelenggarakan perayaan-perayaan yang bersifat keagamaan, ataupun nasional dengan mementaskan berbagai kesenian, dan sebagainya. Kegiatan kerjasama semacam ini sangat berarti bagi peserta didik dalam mendidik, turut berpartisipasi, dan turut menumbuhkan rasa bertanggungjawab terhadap masyarakat dan lingkungannya.
  1. Hubungan Institusional
Hubungan institusional adalah hubungan kerjasama antara sekolah dan lembaga atau instansi resmi lainnya, baik swasta maupun pemerintah. Misalnya, hubungan sekolah dengan puskesmas, pemeintah setempat, dinas pertanian, pasar, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan untuk perbaikan dan memajukan pendidikan. Dengan demikian, peserta didik tidak lagi asing dengan lingkungan tempat tinggalnya yang penuh dengan ragam profesi.
  1. Bentuk-Bentuk Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Ada beberapa jenis hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu: formal dan informal, serta internal dan eksternal. Hubungan sekolah dengan masyarakat secara formal berarti komunikasi tersebut dilakukan oleh petugas-petugas yang ditunjuk oleh lembaga atau instansi untuk melakukan kegiatan husemas. Hubungna yang bersifat informal biasanya terjadi husemas melalui jalur yang kadang-kadang tidak direncanakan lebih dahulu. Beberapa keuntungan husemas informal antara lain:
  1. Penyebaran informasi dapat segera sampai kepada tujuan karena tidak perlu melalui prosedur tertentu.
  2. Tidak mengenal batas-batas organisasi, sehingga lebih fleksibel.
  3. Komunikasi berlangsung dalam suasana yang akrab dan dapat bermanfaat bagi kelancaran komunikasi formal.
  4. Tidak mengenal batas waktu, artinya dapat dilakukan sewaktu-waktu.
Di dalam proses husemas terjadi komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal dimaksudkan kegiatan komunikasi yang terjadi di dalam sekolah/lembaga pendidikan, antara lain terjadi antara: kepala sekolah dengan guru, siswa, tata usaha; guru dengan guru, siswa, tata usaha; tata usaha dengan siswa. Komunikasi eksternal merupakan komunikasi yang terjadi antara sekolah dengan masyarakat, yaitu orang tua siswa dan masyarakat pada umumnya.
Menurut yang dijelaskan di dalam kurikulum SMU 1994 (Depdikbud,1994:50-51), beberapa bentuk hubungan dengan masyarakat dapat berupa:
  1. Mengikutsertakan staf sekolah dan siswa dalam kegiatan yang dilakukan masyarakat misalnya kesenian, olahraga, kursus, hari nasional, pelestarian lingkungan hidup dan lain-lain.
  2. Penyediaan fasilitas sekolah untuk keperluan masyarakat misalnya penggunaan aula, lapangan olahraga, peminjaman ruan kelas untuk kegiatan PKK, LKMD, sepanjang tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pendidikan di sekolah.
  3. Mengundang tokoh-tokoh masyarakat untuk memberikan ceramah sesuai dengan kemampuannya.
  4. Mendayagunakan tokoh-tokoh potensial dalam masyarakat turut menunjang pelaksanaan pendidikan misalnya keterampilan, kesenian, danolahraga.
  5. Mengikutsertakan BP3/POMG dalam menunjang pelaksanaan pendidikan tanpa menambah beban yang memberatkan.
  6. Hubungan dengan instansi lain:
    1. Hubungan dengan sekolah lain
    2. Hubungan dengan lembaga/badan-badan pemerintahan dan swasta yang sesuai
    3. Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh daerah seperti dinas-dinas dalam rangka lebih memperdalam dan memperluas pengetahuan yang diperoleh disekolah.
  1. Media Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Pada dasarnya media hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan segala sesuatu yang menjadi perantara komunikasi antara sekolah dengan masyarakat. Secara umum media komunikasi sekolah dengan masyarakat terbagi menjadi dua, yaitu media secara langsung dan tidak langsung.
Media komunikasi sekolah dengan masyarakat yang bersifat langsung antara lain:
  1. Rapat-rapat formal
Rapat ini diselenggarakan oleh sekolah dengan mengundang orang tua siswa dan tokoh masyarakat. Dalam rapat ini disampaikan program sekolah dalam upaya peningkatan kegiatan dan mutu pendidikan siswa. Rapat ini biasanya dilaksanakan satu tahun sekali ketika menyambut siswa baru. Namun rapat ini bisa dilaksanakan beberapa tahun sekali sesuai dengan kebutuhan sekolah dan kondisi lingkungan sekitar.
  1. Pekan pendidikan
Pekan pendidikan mmerupakan kegiatan dalam rangka menampilkan prestasi dan kreasi para siswa. Kegiatan ini bertujuan sebagai sarana mempromosikan sekolah. Selain itu diharapkan dapat menambah daya kreatifitas siswa yang mampunyai nilai tinggi.

  1. Hari ulang tahun sekolah
Peringatan ini biasanya dilakukan satu tahun sekali. Namun tidak jarang juga sekolah yang tergolong masih kecil melaksanakan dengan periode tertentu. Kegiatan ini merupakan media hubungan kerjasama antara sekolah dengan orang tua, alumni dan masyarakat. Tidak menutup kemungkinan pula melibatkan banyak pihak yang mendukung.
  1. Karya wisata, widya wisata gerak jalan atau sepeda bersama dan lain-lain.
Kegiatan ini ditujukan untuk merekatkan hubungan sekolah dengan masyarakat. Diharapkan pula terdapat kerjasama antara sekolah dengan pihak-pihak yang terkait.
  1. Kunjungan rumah.
Hal ini dilakukan oleh seorang guru yang mengunjungi rumah siswa. Sangat diharapkan dari kegiatan ini terjalin komunikasi yang lebih dekat antara orang tua siswa dengan guru (sekolah). Diharapkan pula terjadi kesepahaman antara orang tua dengan guru sehingga proses pendidikan berjalan dengan baik. Dengan ini terciptalah kondisi pendidikan yang kondusif karena pada hakikatnya orang tua juga merupakan pendidik, orang tua sebagai guru dirumah dan begitu pula guru sebagai orang tua di sekolah.
Adapun media komunikasi yang tidak langsung antara lain:
  1. Media cetak
Media cetak merupaka segala media yang diciptakan dari mesin cetak yang memberitahukan segala informasi sekolah. Hal ini bisa berupa bulletin, majalah, Koran dan lain-lain.
  1. Media elektronik
Seperti media cetak, media elektronik merupakan sebuah media yang berupa elektronik yang menginfornasikan tentang sekolah. Contohnya adalah televise, kaset, dan lain-lain.
Adapun menurut Rahmadi (1992:87) menjelaskan tentang media komunikasi yang digunakan oleh humas antara lain:
  1. Media berita (news media)
  2. Media siaran (broadcast media)
  3. Media komunikasi tatap muka.
  1. Fungsi-Fungsi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Fungsi pokok hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menarik simpati masyarakat, sehingga dapat meningkatkan relasi pada sekolah tersebut. Hal ini akan membantu sekolah dalam mensukseskan program-programnya, sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat diantarnya sebagai berikut :4
  1. Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua.
  2. Memelihara hubungan baik dengan komitte sekolah.
  3. Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga pemerintah, swasta dan organisasi nasional.
  4. Memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui bermacam-macam tehnik komunikasi (majalah, surat kabar dan mendatangkan sumber).
  1. Manfaat Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Manfaat bagi sekolah antara lain:5
  1. Memperbesar dorongan untuk mawas diri.
  2. Mempermudah memperbaiki pengelolaan sekolah.
  3. Mengurangi miskonsepsi masyarakat tentang sekolah.
  4. Mendapatkan kritik dan saran dari masyarakat.
  5. Memudahkan dalam meminta bantuan dan dukungan dari masyarakat.
  6. Memudahkan penggunaan media pendidikan di masyarakat.
  7. Memudahkan pendataan narasumber
Manfaat bagi masyarakat antara lain:
  1. Mengetahui aktivitas sekolah dan program-programnya.
  2. Kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan sekolah lebih mudah terwujudkan.
  3. Mendapatkan nilai tambah dalam hal inovasi dan kreativitas sekolah.
  4. Memberikan harapan yang lebih baik terhadap masa depan peserta didik.
  5. Menyalurkan dukungan (amal, zakat, dan infaq) dari masyarakat.
  6. Mendorong terciptanya masyarakat madani.
















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat adalah segala penataan yang berkaitan dengan kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat dimaksudkan untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Masyarakat dalam konteks ini mencakup orang-orang tua murid, badan/lembaga pemerintah/swasta, masyarakat pada umumnya yang berada disekitar sekolah dan/atau yang terkait dengan sekolah.
Bentuk-bentuk hubungan sekolah dengan masyarakat:
1. Mengikutsertakan staf sekolah dan siswa dalam kegiatan yang dilakukan masyarakat.
2. Penyediaan fasilitas sekolah untuk keperluan masyarakat .
3. Mengundang tokoh-tokoh masyarakat untuk memberikan ceramah sesuai dengan kemampuannya.
4. Mendayagunakan tokoh-tokoh potensial dalam masyarakat turut menunjang pelaksanaan pendidikan.
5. Mengikutsertakan BP3/POMG dalam menunjang pelaksanaan pendidikan tanpa menambah beban yang memberatkan.
6. Hubungan dengan instansi lain.
Media komunikasi sekolah dengan masyarakat terbagi menjadi dua, yaitu media secara langsung dan tidak langsung.






DAFTAR PUSTAKA

Hartati Sukirman, dkk. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Minarti, Sri. 2011. Manajemen Sekolah. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Purwanto, M. Ngalim. 1987. Adminitrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Suharsimi, Arikunto dan Lia Yuliana. 2013. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media.
http://asharikeren.wordpress.com/2008/06/15/hubungan-sekolah-dengan-masyarakat/. Diakses pada tanggal 23 November 2013 pukul 13.46 WIB.



1 Sri Minarti, MANAJEMEN SEKOLAH, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 281
2 M.Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1987), hlm. 189
3 Sri Minarti, Manajemen Sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 278
4 http://asharikeren.wordpress.com. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat. Diakses pada tanggal 23
November 2013 pukul 13.46 WIB.

5 Sri Minarti, Manajemen Sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 284

0 komentar:

Posting Komentar