MANAJEMEN
HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Banyak
orang mengartikan hubungan kerja sama antara sekolah dan masyarakat
itu dalam pengertian sempit. Artinya, hubungan kerja sama itu hanya
dimaknai dalam hal mendidik anak belaka. Dengan demikian, konteksnya
hanya berkisar pada tataran hubungan antara orangtua dan guru-guru di
sekolah yang telah bersama-sama mendidik anaknya. Padahal, Hubungan
Masyarakat (humas) merupakan suatu kegiatan untuk menanamkan dan
memperoleh pengertian, goodwill, kepercayaan, dan penghargaan
dari public sesuatu badan khususnya dan masyarakat umumnya. Dengan
makna yang luas tersebut, hubungan antara sekolah dan masyarakat
merupakan suatu langkah konkret dalam menyebarluaskan pemahaman yang
sebaik-baiknya di kalangan masyarakat luas mengenai tugas-tugas dan
fungsi yang diemban organisasi kerja tersebut.
Apalagi
pendidikan yang merupakan wilayah kerja sekolah menjadi tanggung
jawab bersama antara tiga elemen, yaitu orangtua, masyarakat, dan
pemerintah. Hal ini dikuatkan secara eksplisit dalam Undang-Undang
No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu pasal
7,8,9,10 dan 11 tentang Hak dan Kewajiban orangtua, masyarakat, dan
pemerintah terhadap pendidikan. Oleh karena itu, dalam makalah ini
akan dibahas mengenai manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.
- Rumuan Masalah
- Apa pengertian dari manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat?
- Apa tujuan dari hubungan sekolah dengan masyarakat?
- Apa saja jenis-janis hubungan sekolah dengan masyarakat?
- Apa saja bentuk-bentuk hubungan sekolah dengan masyarakat?
- Apa saja media hubungan masyarakat?
- Apa fungsi dari hubungan sekolah dengan masyarakat?
- Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.
- Untuk mengetahui tujuan dari hubungan sekolah dengan masyarakat.
- Untuk mengetahui jenis-jenis hubungan sekolah dengan masyarakat.
- Untuk mengetahui bentuk-bentuk hubungan sekolah dengan masyarakat.
- Untuk mengetahui media hubungan sekolah dengan masyarakat.
- Untuk mengetahui fungsi manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.
BAB
II
PEMBAHASAN
- Pengertian Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Menurut
kamus terbitan Institute of Public Relation (IPR), “Humas adalah
keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik
dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap
khalayaknya”. Adapun menurut Sondang P.Siagian, “Humas adalah
seluruh kegiatan yang dijalankan suatu organisasi terhadap
pihak-pihak lain dalam rangka pembinaan pengertian dan memperoleh
dukungan pihak lain itu demi tercapainya tujuan organisasi dengan
sebaik-baiknya”.1
Hubungan
sekolah dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah
dan masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat
tentang kebutuhan dari karya pendidikan serta pendorong minat dan
tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah.
Menurut
Wahjosumidjo manajemen humas adalah suatu proses pengembagan hubungan
lembaga pendidikan dengan masyarakat yang bertujuan memungkinkan
orang tua dan warga wilayah berpartisipasi aktif dan penuh arti di
dalam kegiatan pendidikan di sekolah.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen hubungan sekolah
dengan masyarakat adalah segala penataan yang berkaitan dengan
kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat dimaksudkan untuk
menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Masyarakat dalam
konteks ini mencakup orang-orang tua murid, badan/lembaga
pemerintah/swasta, masyarakat pada umumnya yang berada disekitar
sekolah dan/atau yang terkait dengan sekolah. Masyarakat sebenarnya
merupakan laboratorium pendidikan yang tidak ternilai harganya baik
dalam rangka mengembangkan pengetahuan, sikap/nilai maupun
keterampilan. Oleh karena itu kehidupan sekolah harus sinkron dan
terpadu dengan kehidupan masyarakat. Kedua-duanya dapat dibedakan
tetapi tidak bisa dipisahkan.
Di
samping hal tersebut ada beberapa alasan yang melandasi pentingnya
adanya kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu:
- Sebagai sarana sekolah untuk mengenalkan diri kepada masyarakat luas tentang apa yang sedang dan akan dikerjakan.
- Sebagai alat untuk menyebarkan gagasan kepada orang lain.
- Sebagai sarana untuk memperoleh bantuan dari masyarakat.
- Untuk sarana membuka diri agar memperoleh kritik dan saran.
- Memenuhi keingintahuan manusia dalam rangka naluri untuk selalu mengembangkan diri.
Hubungan
sekolah dengan masyarakat hendaknya bersifat alami dan tidak
dibuat-buat, ada timbal balik, suka rela, berkelanjutan dan
konstruktif kreatif. Selanjutnya misi hubungan hendaknya lebih
meningkatkan keserasian kehidupan di sekolah dengan di masyarakat
sehingga kehidupan di sekolah tidak terasing dari kehidupan di
masyarakat (Depdikbud, 1994:50).
B.
Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Menurut
Elsbree dan McNally, tujuan pokok hubungan sekolah dengan masyarakat
yaitu : 2
- Mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak
Makin
majunya konsep-konsep pendidikan menunjukkan kepada para pendidik,
terutama guru-guru di sekolah, agar pendidikan dan pengajaran tidak
lagi berpusat pada buku, tetapi berorientasi pada kebutuhan kehidupan
di dalam masyarakat.
- Meningkatkan tujuan dan mutu kehidupan masyarakat
Di
dalam masyarakat yang demokratis, sekolah seharusnya dapat menjadikan
dirinya sebagai pelopor dan pusat perkembangan bagi
perubahan-perubahan masyarakat di dalam bidang-bidang kehidupan
ekonomi, kebudayaan, teknologi, dan sebagainya, ketingkat yang lebih
tinggi. Jadi dalam hal ini, sekolah harus memelopori bagaimana dan
kemana masyarakat itu harus di kembangkan.
- Mengembangkan pengertian, antusiasme, dan partisipasi masyarakat
Hal
tersebut penting, apalagi bagi masyarakat Indonesia yang pada umumnya
masih belum bagitu menyadari bahwa tugas dan tanggungjawab pendidikan
anak-anak adalah juga tugas dan tanggungjawab masyarakat di samping
sekolah dan pemerintah. Seperti pernah dikemukakan oleh Menteri P dan
K Mashuri, S.H. sebagai berikut :
“sekolah
itu hendaknya merupakan bagian integral dari masyarakat sekitarnya.
Sesuai dengan azas pendidikan seumur hidup, sekolah itu
hendaknya mempunyai dwifungsi: mampu memberikan pendidikan formal dan
juga pendidikan informal, baik untuk para pemuda maupun untuk orang
dewasa pria wanita”.
Dalam
hubungannya dengan antusiasme dan partisipasi masyarakat terhadap
pendidikan, Menteri P dan K pernah pula mengusulkan dalam salah
satutulisannya, yaitu : “azas pendidikan nasional Indonesia ialah
pendidikans epanjang umur hidup manusia, dari sejak lahir sampai
meninggal, bagai semua jenis kelamin, umur, golongan, dan keyakinan”.
C. Jenis-Jenis
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Menurut
M.Ngalim Purwanto, hubungan kerjasama antara sekolah dan masyarakat
digolongkan menjadi tiga jenis: 3
- Hubungan Edukatif
Hubungan
edukatif adalah hubungan kerjasama antara sekolah dan masyarakat
dalam hal mendidik siswa, antara guru dan orangtua di dalam keluarga.
Hubungan ini bertujuan agar tidak terjadi perbedaan prinsip yang
dapat mengakibatkan keraguan pendirian dan sikap pada peserta didik.
Juga termasuk kerjasama dalam berusaha memenuhi fasilitas-fasilitas
yang diperlukan untuk belajar di sekolh maupun di rumah, dalam
memecahkan masalah-masalah yang menyangkut kesulitan belajar maupun
kenakalan remaja.
Kerjasama
tersebut dapat direalisasikan dengan mengadakan pertemuan yang
direncanakan secara periodik antara guru-guru di sekolah dan orangtua
peserta didik sebagai anggota komite sekolah dan juga dapat dilakukan
dengan melakukan kunjungan ke ruah orangtua peserta didik di
luarwaktu sekolah.
- Hubungan Kultural
Hubungan
kultural adalah hubungan kerjasama antara sekolah dan masyarakat yang
memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan
masyarakat tempat sekolah itu berada. Bahkan, yang diharapkan adalah
hendaknya sekolah dapat menjadi titik pusat dan sumber tempat
terpancarnya norma-norma kehidupan yang baik bagi kemajuan masyarakat
yang selalu berubah dan berkembang maju. Jadi, tidaklah salah bila
sekolah dijadikan barometer bagi maju mundurnya kehidupan
beragama,cara berpikir,kesenian, kebudayan, dan berbagai hal yang
terjadi dalam masyarakat. Untuk itu diperlukan hubungan kerja sama
antara kehidupan di sekolah dan kehidupan dalam masyarakat. Kegiatan
kurikulum sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan
perkembangan masyarakat. Demikian pula tentang pemilihan bahan
pengajaran dan metode-metode pengajarannya.
Untuk
merealisasikan kerjasama ini, sekolah harus mengerahkan peserta didik
untuk membantu kegiatan-kegiatan sosial yang diperlukan oleh
masyarakat, misalnya bergotong royong memperbaiki fasilitas umum
seperti memperbaiki jalan, memperbaiki pengairan sawah dan
bersama-sama menyelenggarakan perayaan-perayaan yang bersifat
keagamaan, ataupun nasional dengan mementaskan berbagai kesenian, dan
sebagainya. Kegiatan kerjasama semacam ini sangat berarti bagi
peserta didik dalam mendidik, turut berpartisipasi, dan turut
menumbuhkan rasa bertanggungjawab terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
- Hubungan Institusional
Hubungan
institusional adalah hubungan kerjasama antara sekolah dan lembaga
atau instansi resmi lainnya, baik swasta maupun pemerintah. Misalnya,
hubungan sekolah dengan puskesmas, pemeintah setempat, dinas
pertanian, pasar, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan untuk
perbaikan dan memajukan pendidikan. Dengan demikian, peserta didik
tidak lagi asing dengan lingkungan tempat tinggalnya yang penuh
dengan ragam profesi.
- Bentuk-Bentuk Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Ada
beberapa jenis hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu: formal dan
informal, serta internal dan eksternal. Hubungan sekolah dengan
masyarakat secara formal berarti komunikasi tersebut dilakukan oleh
petugas-petugas yang ditunjuk oleh lembaga atau instansi untuk
melakukan kegiatan husemas. Hubungna yang bersifat informal biasanya
terjadi husemas melalui jalur yang kadang-kadang tidak direncanakan
lebih dahulu. Beberapa keuntungan husemas informal antara lain:
- Penyebaran informasi dapat segera sampai kepada tujuan karena tidak perlu melalui prosedur tertentu.
- Tidak mengenal batas-batas organisasi, sehingga lebih fleksibel.
- Komunikasi berlangsung dalam suasana yang akrab dan dapat bermanfaat bagi kelancaran komunikasi formal.
- Tidak mengenal batas waktu, artinya dapat dilakukan sewaktu-waktu.
Di
dalam proses husemas terjadi komunikasi internal dan eksternal.
Komunikasi internal dimaksudkan kegiatan komunikasi yang terjadi di
dalam sekolah/lembaga pendidikan, antara lain terjadi antara: kepala
sekolah dengan guru, siswa, tata usaha; guru dengan guru, siswa, tata
usaha; tata usaha dengan siswa. Komunikasi eksternal merupakan
komunikasi yang terjadi antara sekolah dengan masyarakat, yaitu orang
tua siswa dan masyarakat pada umumnya.
Menurut
yang dijelaskan di dalam kurikulum SMU 1994 (Depdikbud,1994:50-51),
beberapa bentuk hubungan dengan masyarakat dapat berupa:
- Mengikutsertakan staf sekolah dan siswa dalam kegiatan yang dilakukan masyarakat misalnya kesenian, olahraga, kursus, hari nasional, pelestarian lingkungan hidup dan lain-lain.
- Penyediaan fasilitas sekolah untuk keperluan masyarakat misalnya penggunaan aula, lapangan olahraga, peminjaman ruan kelas untuk kegiatan PKK, LKMD, sepanjang tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pendidikan di sekolah.
- Mengundang tokoh-tokoh masyarakat untuk memberikan ceramah sesuai dengan kemampuannya.
- Mendayagunakan tokoh-tokoh potensial dalam masyarakat turut menunjang pelaksanaan pendidikan misalnya keterampilan, kesenian, danolahraga.
- Mengikutsertakan BP3/POMG dalam menunjang pelaksanaan pendidikan tanpa menambah beban yang memberatkan.
- Hubungan dengan instansi lain:
- Hubungan dengan sekolah lain
- Hubungan dengan lembaga/badan-badan pemerintahan dan swasta yang sesuai
- Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh daerah seperti dinas-dinas dalam rangka lebih memperdalam dan memperluas pengetahuan yang diperoleh disekolah.
- Media Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Pada
dasarnya media hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan segala
sesuatu yang menjadi perantara komunikasi antara sekolah dengan
masyarakat. Secara umum media komunikasi sekolah dengan masyarakat
terbagi menjadi dua, yaitu media secara langsung dan tidak langsung.
Media
komunikasi sekolah dengan masyarakat yang bersifat langsung antara
lain:
- Rapat-rapat formal
Rapat
ini diselenggarakan oleh sekolah dengan mengundang orang tua siswa
dan tokoh masyarakat. Dalam rapat ini disampaikan program sekolah
dalam upaya peningkatan kegiatan dan mutu pendidikan siswa. Rapat ini
biasanya dilaksanakan satu tahun sekali ketika menyambut siswa baru.
Namun rapat ini bisa dilaksanakan beberapa tahun sekali sesuai dengan
kebutuhan sekolah dan kondisi lingkungan sekitar.
- Pekan pendidikan
Pekan
pendidikan mmerupakan kegiatan dalam rangka menampilkan prestasi dan
kreasi para siswa. Kegiatan ini bertujuan sebagai sarana
mempromosikan sekolah. Selain itu diharapkan dapat menambah daya
kreatifitas siswa yang mampunyai nilai tinggi.
- Hari ulang tahun sekolah
Peringatan
ini biasanya dilakukan satu tahun sekali. Namun tidak jarang juga
sekolah yang tergolong masih kecil melaksanakan dengan periode
tertentu. Kegiatan ini merupakan media hubungan kerjasama antara
sekolah dengan orang tua, alumni dan masyarakat. Tidak menutup
kemungkinan pula melibatkan banyak pihak yang mendukung.
- Karya wisata, widya wisata gerak jalan atau sepeda bersama dan lain-lain.
Kegiatan
ini ditujukan untuk merekatkan hubungan sekolah dengan masyarakat.
Diharapkan pula terdapat kerjasama antara sekolah dengan pihak-pihak
yang terkait.
- Kunjungan rumah.
Hal
ini dilakukan oleh seorang guru yang mengunjungi rumah siswa. Sangat
diharapkan dari kegiatan ini terjalin komunikasi yang lebih dekat
antara orang tua siswa dengan guru (sekolah). Diharapkan pula terjadi
kesepahaman antara orang tua dengan guru sehingga proses pendidikan
berjalan dengan baik. Dengan ini terciptalah kondisi pendidikan yang
kondusif karena pada hakikatnya orang tua juga merupakan pendidik,
orang tua sebagai guru dirumah dan begitu pula guru sebagai orang tua
di sekolah.
Adapun
media komunikasi yang tidak langsung antara lain:
- Media cetak
Media
cetak merupaka segala media yang diciptakan dari mesin cetak yang
memberitahukan segala informasi sekolah. Hal ini bisa berupa
bulletin, majalah, Koran dan lain-lain.
- Media elektronik
Seperti
media cetak, media elektronik merupakan sebuah media yang berupa
elektronik yang menginfornasikan tentang sekolah. Contohnya adalah
televise, kaset, dan lain-lain.
Adapun
menurut Rahmadi (1992:87) menjelaskan tentang media komunikasi yang
digunakan oleh humas antara lain:
- Media berita (news media)
- Media siaran (broadcast media)
- Media komunikasi tatap muka.
- Fungsi-Fungsi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Fungsi
pokok hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menarik simpati
masyarakat, sehingga dapat meningkatkan relasi pada sekolah tersebut.
Hal ini akan membantu sekolah dalam mensukseskan program-programnya,
sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Fungsi
hubungan sekolah dengan masyarakat diantarnya sebagai berikut :4
- Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua.
- Memelihara hubungan baik dengan komitte sekolah.
- Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga pemerintah, swasta dan organisasi nasional.
- Memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui bermacam-macam tehnik komunikasi (majalah, surat kabar dan mendatangkan sumber).
- Manfaat Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Manfaat
bagi sekolah antara lain:5
- Memperbesar dorongan untuk mawas diri.
- Mempermudah memperbaiki pengelolaan sekolah.
- Mengurangi miskonsepsi masyarakat tentang sekolah.
- Mendapatkan kritik dan saran dari masyarakat.
- Memudahkan dalam meminta bantuan dan dukungan dari masyarakat.
- Memudahkan penggunaan media pendidikan di masyarakat.
- Memudahkan pendataan narasumber
Manfaat
bagi masyarakat antara lain:
- Mengetahui aktivitas sekolah dan program-programnya.
- Kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan sekolah lebih mudah terwujudkan.
- Mendapatkan nilai tambah dalam hal inovasi dan kreativitas sekolah.
- Memberikan harapan yang lebih baik terhadap masa depan peserta didik.
- Menyalurkan dukungan (amal, zakat, dan infaq) dari masyarakat.
- Mendorong terciptanya masyarakat madani.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen
hubungan sekolah dengan masyarakat adalah segala penataan yang
berkaitan dengan kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat
dimaksudkan untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah.
Masyarakat dalam konteks ini mencakup orang-orang tua murid,
badan/lembaga pemerintah/swasta, masyarakat pada umumnya yang berada
disekitar sekolah dan/atau yang terkait dengan sekolah.
Bentuk-bentuk
hubungan sekolah dengan masyarakat:
1.
Mengikutsertakan staf sekolah dan siswa dalam kegiatan yang dilakukan
masyarakat.
2.
Penyediaan fasilitas sekolah untuk keperluan masyarakat .
3.
Mengundang tokoh-tokoh masyarakat untuk memberikan ceramah sesuai
dengan kemampuannya.
4.
Mendayagunakan tokoh-tokoh potensial dalam masyarakat turut menunjang
pelaksanaan pendidikan.
5.
Mengikutsertakan BP3/POMG dalam menunjang pelaksanaan pendidikan
tanpa menambah beban yang memberatkan.
6.
Hubungan dengan instansi lain.
Media
komunikasi sekolah dengan masyarakat terbagi menjadi dua, yaitu media
secara langsung dan tidak langsung.
DAFTAR
PUSTAKA
Hartati
Sukirman, dkk. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
Yogyakarta: UNY Press.
Minarti,
Sri. 2011. Manajemen Sekolah. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Purwanto,
M. Ngalim. 1987. Adminitrasi dan Supervisi Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Suharsimi,
Arikunto dan Lia Yuliana. 2013. Manajemen Pendidikan.
Yogyakarta: Aditya Media.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/197106092005011-DEDY_ACHMAD_KURNIADY/Humas/BAHAN_AJAR_HUMAS.pdf
. Diakses pada senin 25 November 2013 pukul 20.27 WIB.
http://asharikeren.wordpress.com/2008/06/15/hubungan-sekolah-dengan-masyarakat/.
Diakses pada tanggal 23 November 2013 pukul 13.46 WIB.
1
Sri Minarti,
MANAJEMEN
SEKOLAH,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 281
2
M.Ngalim
Purwanto, Administrasi
dan Supervisi Pendidikan,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 1987), hlm. 189
3
Sri Minarti,
Manajemen
Sekolah,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 278
4
http://asharikeren.wordpress.com.
Hubungan
Sekolah dengan Masyarakat.
Diakses pada tanggal 23
November
2013 pukul 13.46 WIB.
5
Sri Minarti,
Manajemen
Sekolah,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm.
284
0 komentar:
Posting Komentar