This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 07 Januari 2014

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

BAB I
PENDAHULUAN


Pengelolaan pendidikan di Indonesia selama ini banyak menggunakan sistem sentralistik, dalam sistem tersebut membatasi orang yang berkecimpung langsung di dunia pendidikan (di sekolah) untuk berpartisipasi langsung dalam manajemen sekola. Lalu sekarang mulailah berkembang satu pemikiran pengelolaan pendidikan, yang memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan melaksanakan berbagai kebijakan secara luas Pemikiran tersebut dikenal sebagai Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau school based manajemen (SBM). Pemikiran tersebut telah berhasil memecahkan berbagai masalah pendidikan di negara maju, seperti Australia dan Amerika.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sendiri adalah model pengelolaan yang memberikan otonomi ( kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada sekolah ), Fleksibilitas, mendorong partisipasi secara langsung dari warga sekolah dan masyarakat, dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa MBS memberikan hak control kepada kepala sekolah, guru, siswa, dan orangtua. MBS jugs mrupsksn salah satu upaya pemerinth untuk mencapai keunggulan masyarakat dalam penguasaan ilmu dan tehnologi, yang ditunjukkan dengan pernyataan politik dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).

MANAJEMEN KURIKULUM

MANAJEMEN KURIKULUM

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Tugas guru tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) akan tetapi lebih dari itu, yaitu mengajarkan anak supaya dapat berfikir integral dan komprehensif, untuk membentuk kompetensi dan mencapai makna tertinggi. Kegiatan tersebut bukan hanya berwujud pembelajaran di kelas tetapi dapat berwujud kepada kegiatan lain, seperti bimbingan belajar kepada peserta didik, pengembangan rencana pembelajaran dan pelaksanaan bimbingan. Isi kurikulum bukan yang hanya dalam matapelajaran saja, tetapi menjadi tanggung jawab sekolah untuk diberikan kepada peserta didik, seperti kerja keras, disiplin, kebiasaan belajar yang baik, dan jujur dalam belajar.
Manajemen tidak akan terlepas dari kegiatan pembelajaran karena manajemen tersebut merupakan usaha untuk mensukseskan suatu tujuan dalam pendidikan. Diperlukan adanya pengelolaan, penataan, dan pengaturan ataupun kegiatan yang sejenis yang masih berkaitan dengan lembaga pendidikan guna mengembangkan sumber daya manusia agar dapat memenuhi tujuan pendidikan tersebut seoptimal mungkin.

MANAJEMEN KEUANGAN

MANAJEMEN KEUANGAN

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang di dalamnya memiliki beberapa komponen yang saling berkaitan. Diantaranya adalah tenaga pendidik, tata usaha, peserta didik, dan staf tata usaha. Diantara kompoen tersebut harus memilki hubungan yang saling mendukung yang mampu menunjang operasional sekolah dan pada akhirnya kebutuhan anak didik akan pendidikan terpenuhi dengan baik.
Dalam mendukung kegiatan pendidikan di sekolah manajemen keuangan pendidikan memilki peran penting. Setiap pelaksanaan kegiatan sekolah pastilah membutuhkan dana, dan dana tersebut diatur sedemikian rupa agar dana dapat dipergunakan secara efisien.
Dana yang diperoleh sekolah dapat bersumber dari pemerintah, orang tua peserta didik, maupun dari pihak lain. Ketika dana tersebut sudah masuk, pengelolaan keuangan dibutuhkan untuk mengelola dana dengan baik dan transparan. Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan, antara sekolah satu dengan sekolah yang lain itu berbeda. Perbedaan tersebut didasarkan atas besar kecilnya tiap sekolah dan letak sekolah, serta julukan sekolah. Pada sekolah-sekolah yang daya dukung masyarakatnya masih tergolong rendah, pengelolaan keuangannya pun masih sederhana. Sedangkan, pada sekolah-sekolah dengan daya dukung masyarakat yang besar, pengelolaan keuangannya cenderung menjadi lebih rumit. Kecenderungan ini dilakukan karena sekolah harus mampu menampung berbagai kegiatan yang semakin banyak dituntut oleh masyarakatnya. Walaupun pengelolaan dana atau anggaran tiap sekolah berbeda namun tetap didasarkan atas prinsip-prinsip pengelolaan anggaran sekolah pada umumnya. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan mengenai manajemen keuangan agar sekolah dapat memaksimalkan usaha untuk mencapai tujuan pendidikan.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA II

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA II

BAB II
PEMBAHASAN
  1. Angka Kredit Guru
  1. Pengertian
Angka kredit guru adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau akumulasi nilai butir – butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang guru dalam rangka pembinaan karier perpangkatan dan jabatannya.
  1. Jumlah angka kredit yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat.
Menurut Permennegpan dan RB Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 17, jumlah minimum angka kredit untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat untuk setiap jabatan guru adalah sebagai berikut.
Dari Jabatan
Ke Jabatan
Jumlah Angka Kredit Minimum dari Subunsur
Subunsur pengembangan diri
Subunsur Publikasi Ilmiah dan atau Karya Inovative
Guru pertama golongan III/a
Guru pertama golongan III/b
3 (tiga)

Guru pertama golongan III/b
Guru muda golongan III/c
3 (tiga)
4 (empat)
Guru muda golongan III/c
Guru muda golongan III/d
3 (tiga)
6 (enam)
Guru muda golongan III/d
Guru madya golongan IV/a
4 (empat)
8 (delapan)
Guru madya golongan IV/a
Guru madya golongan IV/b
4 (empat)
12 (dua belas)
Guru madya golongan IV/b
Guru madya golongan IV/c
4 (empat)
12 (dua belas)
Guru madya golongan IV/c
Guru utama (* golongan IV/d
5 (lima)
14 (empat belas)
Guru utama golongan IV/d
Guru utama golongan IV/e
5 (lima)
20 (dua puluh)

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (KETENAGAPENDIDIKAN)

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB 1
PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan suatu proses untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam membangun manusia indonesia yang seutuhnya. Dalam suatu lembaga pendidikan, kualitas sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Sumber daya manusia dalam hal ini meliputi tenaga pendidik yaitu guru dan tenaga kependidikan yaitu karyawan atau pegawai lainnya yang mampu menunjang aktivitas dalam lembaga pendidikan. Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, telah dituangkan dalam UUD 1945, Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan masih banyak lagi kebijakan pemerintah yang ditujukan untuk pengembangan pendidikan.
Kebijakan tersebut tidak akan berguna apabila pihak lembaga pendidikan atau sekolah tidak berbuat apa-apa dalam mengembangkan sekolahnya. Oleh karena itu, manajemen sumber daya manusia di sekolah sangat penting kedudukannya agar perencanaan dan program pendidikan di sekolah berjalan optimal. Makalah ini, akan dibahas mengenai penerimaan sumber daya manusia dan pembinaan serta pengembangan sumber daya manusia sehingga tujuan pendidikan dan pengembangan sekolah akan tercapai.

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen peserta didik sangat dibutuhkan keberadaannya, karena peserta diidk merupakan subjek sekaligus objek dalam proses trnsformasi ilmu dan keterampilan. Manajemmen peserta didik merupakan penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan deengan peserta didik, mulai dari masuk sampai keluar dari suatu sekolah.
Menurut Suharsami Arikunto (1986: 12) bahwa peserta didik adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan. Menurut UU Sisdiknas bahwa peserta didik addalah anggota masyarakat yang berusahauntuk mengenmbangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang tersedia dalam jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Jadi bias diartikan bahwa peserta didik adalah seorang yang terdaftar dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis lembaga tertentu, yang selalu ingin mengembangkan potensi dirinya, baik pada asspek akademik maupun non akademik melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan.
Manajemen peserta didik bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah lancar, tertib dan tertib. Ada tiga jenis tugas dari manejemen pendidikan untuk mencapai tujuan tersebut, yakni penerimaan, kegiatan kemajuan belajar serta bimbingan dan pembinaan disiplin.
Dalam makalah ini akan di bahas mengenai manajemen peserta didik yang meliputi beberapa kegiatan, yaitu:
  1. Penerimaan peserta didik
  2. Penegelompokkan peserta didik
  3. Pembinaan peserta didik

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian serta Hakikat Kepemimpinan dan Pemimpin
Hakikat Kepemimpinan
Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar tentang definisi dari kepemimpinan atau sering disebut leadership dalam bahasa Inggris yaitu :
  1. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia
Kepemimpinan adalah perihal memimpin; cara memimpin.
  1. Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003)
Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
  1. Menurut Young (dalam Kartono, 2003) 
Kepemimpian yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

KOMITE SEKOLAH DAN DEWAN PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan suatu konsep perubahan ke arah peningkatan mutu. Untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan, orang tua siswa dan masyarakat harus ikut berpartisipasi secara aktif sehingga sekolah juga dapat memenuhi kebutuhan mereka, menghargai ide-ide dan responsif terhadap aspirasi mereka. sekolah seperti inilah yang akan diwujudkan melalui agenda reformasi pendidikan dalam konteks “manajemen berbasis sekolah” (MBS). Model MBS merupakan suatu ide bahwa kekuasaan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pendidikan diletakkan pada tempat yang paling dekat dengan proses belajar mengajar yaitu sekolah.
Sekolah perlu memiliki wewenang untuk mengambil keputusan agar sesuai dengan kebutuhan dan realitas dalam proses elajar mengajar. Kewenangan yang dimiliki sekolah dalam mengatur kepentingan sekolahnya sendiri meliputi : pengamblan keputusan berkaitan dengan pengelolaan kurikulum, pengambilan keputusan berkaitan dengan pengelolaan tenaga kerja sekolah, dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan sekolah.1 Untuk membahas hal-hal yang menyangkut pengelolaan kelembagaan sekolah dan upaya-upaya dalam meningkatkan mutu sekolah maka dibentuklah komite sekolah. Kemudian untuk mewujudkan pendidikan yang memadai diperlukan dukungan dari masyarakat yang memadai pula. Sebagai langkah dalam mengupayakan dukungan masyarakat dengan cara menumbuhkan keberpihakan konkret dari semua lapisan masyarakat terhadap penyelenggaran pendidikan bermutu, mulai dari pimpinan negara, sampai aparat yang paling rendah termasuk masyarakat yang bergerak di bidang swasta maupun industri. Keberpihakan konkret tersebut perlu disalurkan secara politis menjadi suatu gerakan bersama yang diwadahi oleh Dewan pendidikan.2

manajemen sarana dan prasarana

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Manajemen Sarana Prasarana

Manajemen berasal dari kata To Manage yang artinya mengatur. G.R. Terry menyatakan bahwa manajemen adalah satu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Jadi manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Menurut E. Mulyasa, Sarana Pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar, mengajar, seperti bangunan, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.
Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar-mengajar. Menurut Pasukan Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departmen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dimaksud dengan: Sarana pendidikan adalah semua keperluan yang diperlukan dalam proses belajar-mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.
Sedangkan pengertian prasarana secara etimologis (arti kata) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan. Dalam pendidikan misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olah raga, uang dan sebagainya. Sedang sarana seperti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.

manajemen hubunghan sekolah dengan masyarakat

MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT

PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Banyak orang mengartikan hubungan kerja sama antara sekolah dan masyarakat itu dalam pengertian sempit. Artinya, hubungan kerja sama itu hanya dimaknai dalam hal mendidik anak belaka. Dengan demikian, konteksnya hanya berkisar pada tataran hubungan antara orangtua dan guru-guru di sekolah yang telah bersama-sama mendidik anaknya. Padahal, Hubungan Masyarakat (humas) merupakan suatu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, goodwill, kepercayaan, dan penghargaan dari public sesuatu badan khususnya dan masyarakat umumnya. Dengan makna yang luas tersebut, hubungan antara sekolah dan masyarakat merupakan suatu langkah konkret dalam menyebarluaskan pemahaman yang sebaik-baiknya di kalangan masyarakat luas mengenai tugas-tugas dan fungsi yang diemban organisasi kerja tersebut.
Apalagi pendidikan yang merupakan wilayah kerja sekolah menjadi tanggung jawab bersama antara tiga elemen, yaitu orangtua, masyarakat, dan pemerintah. Hal ini dikuatkan secara eksplisit dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu pasal 7,8,9,10 dan 11 tentang Hak dan Kewajiban orangtua, masyarakat, dan pemerintah terhadap pendidikan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.

konsep manajemen pendidikan

KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Fakta yang ada sekarang ini menyatakan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Sehingga berdampak besar bagi majunya kehidupan masyarakat. Untuk menciptakan masyarakat yang maju perlu adanya pendidikan yang bermutu sehingga mencapai tujuan pendidikan.
Manajemen merupakan suatu bidang ilmu yang bersifat universal. Oleh sebab itu manajemen dapat diterapkan diberbagai bidang kehidupan. Manajemen yang diterapkan dibidang pendidikan disebut manajemen pendidikan.
  1. Rumusan Masalah
  1. Apa definisi dari manajemen pendidikan ?
  2. Apa ruang lingkup manajemen pendidikan ?
  3. Apa tujuan manajemen pendidikan ?
  4. Apa fungsi manajemen pendidikan ?